PAGARALAM POS, Lahat - Keluhan sejumlah warga Kota Lahat terkait maraknya gas LPG yang beredar tidak sesuai timbangan, akhirnya terbukti. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya, bahkan menemukan banyak pangkalan yang menjual gas LPG tidak sesuai dengan isi berat tabung, alias gas yang dijual tidak full.
YLKI Lahat mendata, ada 6 agen gas subsidi, dengan 250 pangkalan, dan 1 agen non subsidi, dengan 10 sub agen di Kabupaten Lahat. Ada sejumlah pangkalan ditemukan jual gas tidak sesuai timbangan. Selain adanya dugaan oknum nakal yang mengurangi gas dengan cara menyuntik. Dugaan lain karena sejak pengisian di SPPBE Tanjung Baru Merapi Barat dan SPPBE di Kabupaten Muara Enim, tabung gas sudah tidak diisi full.
"Dugaannya banyak. Kita hanya lakukan sampel di beberapa pangkalan elpiji subsidi yang baru tiba dari SPPBE. Disana ditemukan tabung yang isi gasnya kurang," kata Sanderson, Ketua YLKI Lahat, Selasa (8/11).
Kecurangan tersebut terjadi karena sejak awal antara SPPBE dengan agen, sudah tidak perduli dengan SOP penyediaan dan pendistribusian gas. Selain itu, juga karena pihak Pertamina dan SPPBE kurang lakukan pengawasan terhadap agen/pangkalan. Sehingga masih menimbulkan potensi kecurangan.
BACA JUGA:Maksimalkan Pelayanan Bagi Masyarakat
"Sejak bulan September lalu, kita sudah ke pangkalan. Seperti itulah kondisinya, konsumen pada posisi dilema, mau nimbang pangkalan tidak menyiapkan timbangan, kalau rewel nanti tidak dilayani," ujarnya.
BACA JUGA:Pinta RT Giatkan Lagi Penagihan
Untuk diketahui, batas toleransi barang dalam kemasan yang diizinkan pemerintah, khusus LPG yaitu 0,045 Kg untuk tabung 3 Kg, 0,083 Kg untuk tabung 5,5 Kg, 0,150 Kg untuk tabung12 Kg, dan 0,500 Kg untuk tabung 50 Kg. Karena itu setiap agen gas wajib memiliki timbangan, merujuk pada SOP PT Pertamina yang telah ditera. "Regulasi sudah jelas dan tegas mengatur itu. Bagi pelaku usaha yang curang, ancamannya pidana, hukuman penjara maksimal 6 tahun, denda paling banyak Rp 6 miliar," sampainya.
BACA JUGA:Lakukan Evaluasi Lewat Mini Loka Karya
Eko, warga Kelurahan Kota Baru, Kota Lahat menyebut, pengurangan isi gas LPG ini merupakan permainan lama. Hampir seluruh gas yang beredar isinya tidak full, kebanyakan hanya berisi setengah. Terkadang tabung berat gara-gara berisi air. "Cerita lama, tapi semuanya juga selama ini diam saja. Saya sangat setuju jika ada yang mau usut persoalan ini, jadi kita selaku konsumen tidak selalu dirugikan," kata Eko. (her18)