Merintis Pengajaran Cek Fakta ke Sekolah-Kampus untuk Tingkatkan Nalar Kritis Anak

Selasa 25-10-2022,12:33 WIB
Editor : Jukik

JAKARTA, PAGARALAMPOS.CO - Kalangan masyarakat pendidik, orang tua,   jurnalis, pengamat pendidika  dan pegiat literasi digital sepakat  sekolah dan kampus memberi pengajaran atau literasi materi cek fakta dan literasi medi

Alasannya, hoaks, kabar bohong dan fitnah marak beredar di masyarakat. Materi cek fakta itu diyakini sebagai  imunisasi bagi siswa dan mahasiswa agar mereka tahu membedakan fakta dan hoaks yang bertebaran melalui gawai dan piranti digital lainnya.

Hal itu mengemuka dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan oleh Masyarakat Antifitnah  Indonesia (Mafindo), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) di Jakarta, Senin-Selasa, 24-25 Oktober 2022

AJI, AMSI, dan Mafindo didukung Google News Initiative memiliki platform cekfakta.com yang berisi cek fakta terhadap hoaks di masyarakat. Untuk melebarkan jangkauan edukasi soal cek fakta ini, perlu memasukkan materi cek fakta ke sekolah dan kampus.

BACA JUGA:Tingkatkan Efisiensi Berita Melalui Jaringan Digital

“Tujuannya untuk mengembangkan nalar kritis siswa dan mahasiswa. Apa yang harus mereka lakukan saat menerima informasi, sehingga mereka memiliki skill memilah mana hoaks, mana fakta. Tidak mudah terlena oleh informasi yang mereka terima dari medsos maupun media perpesanan,” ujar Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo, Selasa

Advokasi kebijakan Materi cek fakta ini perlu diintegrasikan dalam pelajaran di sekolah dan kampus. Maka, perlu ada advokasi kebijakan agar pemerintah dalam hal ini Kemendikbud Ristek menerima gagasan ini.

FGD ini diikuti oleh kalangan dosen, jurnalis, pemeriksa fakta, guru, asosiasi guru, hingga wakil dari Dinas Pendidikan dari berbagai daerah

Pengamat pendidikan, Darmaningtyas, dalam FGD itu mengatakan  strategi yang tepat memasukkan materi cek fakta dan literasi media adalah dengan cara intervensi dan terintegrasi dalam sejumlah mata pelajaran.

BACA JUGA:Kominfo Umumkan Siaran TV Analog Berakhir 2 November, Berikut Cara Migrasi ke TV Digital

Yang dipentingkan adalah nalar kritis saat menghadapi informasi dan itu bisa dimasukkan dalam sejumlah mata pelajaran.

Semua peserta menganggap materi cek fakta penting diajarkan kepada siswa dan mahasiswa apalagi menjelang Pemilu 2024. Anak muda (siswa dan mahasiswa) menjadi sasaran dengan pertimbangan penetrasi tinggi internet di kalangan anak muda usia 13-18 tahun (99,16%) dan 18-34 tahun (98,64%).

Beberapa studi tentang literasi digital di kalangan generasi Z dan milenial menunjukkan adanya kecakapan yang cukup dalam penggunaan media digital.

Potensi yang dimiliki oleh anak muda ini tentu harus diiringi dengan literasi media agar dapat lebih bijak dalam menggunakan media sosial.

BACA JUGA:Kolaborasi TP PKK Kota Pagaralam & PT. Supreme Energy Rantau Dedap Wujudkan Target Penurunan Stunting

Kategori :