LAHAT, PAGARALAMPOS.CO - Keinginan pemilik IUP batubara untuk menjaga lingkungan agar tidak berdebu, hanya celoteh belaka.
Buktinya seluruh armada batubara, muatannya meluber, seperti berbentuk kuburan. Padahal ketentuannya, angkutan batubara tidak boleh melebihi kapasitas, agar batubara tidak terjatuh dan meninggalkan debu untuk masyarakat.
Fitrizal Homizi ST, koordinator pansus DPRD Lahat persoalan batubara membenarkan, komitmen perusahaan untuk menjaga lingkungan belum sepenuhnya dijalankan.
Buktinya untuk armada batubara hampir semuanya over kapasitas, akibatnya banyak batubara yang tercecer di jalan.
BACA JUGA:Merapi Barat Penyumbang Stunting Tertinggi
Padahal seharusnya saat pengangkutan, pihak perusahaan wajib mengikuti aturan seperti tidak melebihi kapasitas, lakukan penerpalan dan penyiraman bak angkutan sebelum melintas ke jalan umum.
“Contoh yang kita temui saat sidak ke PT Bukit Tunjuk. Laporannya armada tidak over kapasitas, bak ditutup terpal rapat, lalu ada penyiraman. Tapi yang ditemui, tidak seperti itu,” kata Fitrizal, Selasa 4 Oktober 2022.
Ketua DPRD Lahat ini meminta, kepada seluruh perusahaan batubara dipinta keperduliannya, agar bisa disiplin menjalankan ketentuan soal pengangkutan ini. Karena dampaknya, hanya meninggalkan debu untuk masyarakat.
“Kualitas udara di Merapi Area itu, sudah sangat buruk. Mayoritas warga, kini mengidap infeksi saluran pernapasan akut (Ispa),” pintanya.
BACA JUGA:Capai Target, Pembangunan Jalan Desa Bandar Aji Rampung
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lahat, Agus Salman membenarkan, jika kualitas udara di Kecamatan Merapi Area sudah tidak baik.
Penyebabnya, salah satunya karena batubara yang jatuh dari angkutan, kemudian jadi debu. Apalagi dari pantauan, mayoritas angkutan sudah diatas batas bak.
“Keperdulian perusahaan soal menjaga lingkungan ini, harusnya jangan ucapan saja. Dari angkutan, setidaknya jangan menambah debu lagi untuk masyarakat,” tegas Agus Salman. (her18)