Kenaikan BBM, Ancam Kesajahteraan Petani

Selasa 06-09-2022,20:32 WIB
Reporter : Rerry
Editor : Rerry

PAGARALAM,PAGARALAMPOS.CO – Setelah beberapa bulan menjadi isu di kalangan masyarakat. Akhirnya Pemerintah secara resmi telah menaikkan harga BBM jenis Pertalite, Pertamax, hingga Solar. 

Kenaikan tersebut diberlakukan sejak Sabtu (3/9), pukul 14.30 WIB. Terang saja kenaikan harga BBM hingga lebih dari 30 persen ini, berdampak pada perekomian masyarakat. “Bagi masyarakat Kota Pagaralam, kenaikan BBM ini mengancam kesejahteraan Petani,” demikian diungkapkan Rektor Institut Teknologi dan Bisnis (ITBis) Lembah Dempo, Dr Elvera MSc. 

Perubahan harga BBM jenis Pertalite dari sebelumnya Rp7.650 per liter, naik menjadi Rp10.000 per liter. Sedangkan untuk Pertamax non subsidi dihargai Rp14.500 per liter, naik Rp2.000 dari tarif sebelumnya. Demikian pula dengan Solar subsidi, dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter.

Menurut Elvera, dengan kenaikan harga BBM yang cukup tinggi ini terang saja akan membebani dan akan menimbulkan dampak cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat. Apalagi perekonomin masyarakat Kota Pagaralam yang bergantung pada sektor pertanian dan mayoritas masyarakatnya adalah petani. 

“Bahkan sebelum BBM naik saja Petani sudah dihadapkan dengan tingginya harga jual seperti pupuk, pestisida dan lain sebagainya. Artinya, ini juga akan memberikan dampak yang lebih lagi jika BBM naik,” terang Elvera.

Pastinya, tambah Elvera lagi, ongkos atau biaya kirim barang-barang kebutuhan petani yang datang dari luar daerah ini juga akan turut naik. Sehingga tidak ada alasan lagi para penjual maupun pengecer, mau tidak mau juga harus menaikkan harga jual.

Elvera menegaskan, kenaikan harga BBM tentunya diikuti oleh inflasi, naiknya seluruh harga bahan pokok dan ini pastinya akan membebani petani. “Seyogyanya, apabila subsidi BBM dicabut, maka dialihkan subsidi dalam bentuk lain, baik dari sektor perdangan, pertanian dan sosial,” ujarnya.

Tidak hanya Pagaralam, namun dampak kenaikan BBM ini juga akan dialami bagi daerah yang sebagian besar adalah petani. Tentu dibutuhkan inovasi produk atau tata kelola kepada pertanian yang ada di Pagaralam, agar meningkatnya nilai jual dan daya saing, demi kesejahteraan masyarakatnya di tengah kenaikan BBM saat ini.

Lanjutnya, memang pemerintah sedang menyiapkan bantalan perlindungan ekonomi dengan membagikan BLT kepada masyarakat selama 6 bulan, Elvera menilai tentunya ini cukup membantu untuk sementara waktu. 

“Akan tetapi untuk kebijakan Pemerintah menaikkan BBM itu adalah opsi terakhir, apabila ada mega proyek yang memakan biaya besar harus dipending dulu, sehingga tidak harus menaikkan harga BBM. Apalagi perekonomian baru mau bangkit pasca pandemi Covid-19,” pungkasnya. (Cg09/CE2/CE-V)

 

Kategori :