Anjal Meresahkan Diberi Pembinaan

Jumat 26-08-2022,20:28 WIB
Reporter : Heru
Editor : Rerry

LAHAT,PAGARALAMPOS.CO – Delapan Anak Jalanan (Anjal) yang mengaku sebagai anak punk, dua manusia boneka dan puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kota Lahat, kembali ditindak pasukan penegak peraturan daerah di Kabupaten Lahat.

Penertiban ini dilakukan menindaklanjuti laporan masyarakat yang resah, karena jumlah Anjal terlihat semakin banyak.

Kedelapan Anjal ini, diamankan Satpol PP Lahat ketika sedang mengamen di simpang empat Pasar Lematang Lahat.

Dua diantaranya merupakan anak dibawah umur. Berasal dari Lahat, Kota Palembang, Kabupaten Prabumulih, Kota Lubuk Linggau dan Kabupaten Muara Enim.

BACA JUGA:Secara Vidcon, Sekda Ikuti High Level Meeting dan Forum Koordinasi RANHAM

“Sebenarnya walaupun mereka tidak melakukan pemerasan saat mengamen, tapi saya pribadi takut ketika mereka mendekat di lampu merah. Soalnya dari tampilannya saja sudah seperti kriminal,” ujar Nur, warga Kota Lahat.

Aksi kejar-kejaran terhadap Anjal ini sempat terjadi di sekitar perempatan Pasar Lematang Lahat.

Setelah diamankan, kedelapan Anjal ini diberikan pembinaan di markas Satpol PP Lahat, dengan cara menyanyikan lagu kebangsaan dan lari di lapangan.

BACA JUGA:Asisten II Ikuti Rakornas Pengendalian Inflasi

Kemudian kedelapan Anjal itu diserahkan di kantor Dinas Sosial Lahat untuk didata, dibina dan dipulangkan ke tempat asal.

“Kedelapan Anjal ini tidak punya identitas (KTP). Pengakuannya, sengaja datang ke Lahat untuk mengamen, saat mereka disini Anak Punk asal Lahat ini yang jadi penanggung jawab. Jadi mereka ini seperti saling ajak,” terang Plt Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Lahat, Hery Kurniawan SSTp Msi.

Selain Anjal, dua manusia boneka dan puluhan pedagang kaki lima (PKL) di Kota Lahat juga kembali ditindak.

Untuk manusia boneka diamankan saat berada di simpang empat Kodim 0405. Setelah diberikan pembinaan dengan mendatangkan langsung pemilik pakaian boneke, kedua manusia boneka langsung dipersilakan pulang.

“Untuk manusia boneka ini, mereka ini polanya menyewa pakaian boneka itu dengan pemilik pakaian badut.

Jadi sistemnya bagi hasil. Sengaja ditertibkan, karena dinilai mengganggu ketertiban dan keindahan Kota,” ujar Hery didampingi Kabid Trantibum dan Transmas, Roihanudin.

Kategori :