PAGARALAMPOS.CO - Jumat sore, 8 Juli 2022. Mereka berkumpul di ruang tamu rumah dinas Irjen Pol Ferdy Sambo.
Selama 20 menit tegang. Ferdy Sambo meminta Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) menghadap ke tembok kamar mandi. Brigadir J diminta berlutut.
Kedua tangannya diminta dilipat ke belakang dengan kepala tertunduk. Sejenak hening.
Ini merupakan konstruksi baru yang disimpan rapi tim Polri. Ini kerangka peristiwa berdarah, yang pecah di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Ferdy Sambo berdiri. Ada Bharada Richard Eliezer Pudihang (Bharada E), Maruf Kuat, Brigadir Ricky Rizal termasuk Brigadir Yosua mengenakan kaos putih.
Posisi Brigadir Yosua berada persis di hadapan Bharada E yang tengah mengacungkan pistol. Jaraknya hanya sekitar 2 meter.
Ferdy Sambo tetap berdiri. Wajahnya terlihat gusar. Menahan marah. Seketika berteriak. Memekik. “Tembak!”
Bharada E melepaskan tembakan. maka terjadilah.
Bharada E melepaskan peluru dari jarak sekitar 2 meter. Pistol Glock 17 itu bergetar di kedua tangan. Tiga kali peluru menyasar ke tubuh Yosua.
Tubuhnya seketika tersungkur. Kaos putihnya bersimbah darah.
Seakan tak cukup apa yang telah terjadi. Bharada E dalam keterangan kepada penyidik, kemudian Ferdy Sambo melepaskan kembali tembakan kembali.
Dua kali. Persis pada bagian belakang kepala Yosua. Dalam jarak terdekat 16 cm.
BACA JUGA:Gara-gara Kasus Ini, Denny Siregar Jadi Geram dengan Kuasa Hukum Brigadir J: Awalnya Gua Respek...
Begitu dekat. Jarak 16 cm atau sepanjang sedotan minuman. Seluruh isi ruangan sesaat terhenyak.