PAGARALAMPOS.CO, Pagaralam - Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Pagar Alam mengadakan kegiatan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 bersama para Veteran Kota Pagar Alam di Markas Cabang Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan, Senin (15/8).
Kegiatan Perayaan Hari Kemerdekaan ini dikemas dalam bentuk Bincang Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghargaan kepada para Veteran atas perjuangan yang telah dilakukan dalam merebut dan mempertahankan NKRI.
BACA JUGA:Tumbuhkan Semangat Mendidik, Latih Kecintaan Kepada Bangsa dan Negara
“Tanpa Bapak Ibu sekalian tidak akan ada hari ini bagi kami. Apapun itu bentuk perjuangan Bapak Ibu semuanya, Bapak-bapak Veteran yang berjuang melawan penjajah serta Ibu-ibu di sini yang kehilangan suaminya di medan perang, tentunya tidak bisa kami balas setimpal. Untuk itu kami mengadakan kegiatan ini sebagai bentuk terima kasih dari kami sebagai anak bangsa atas perjuangan Bapak dan Ibu Veteran semuanya.” ujar Kepala KP2KP Pagar Alam Aramis Sarasen saat menyampaikan sambutan.
Ketua LVRI Kota Pagar Alam Soebli Sutarmin sangat mengapresiasi KP2KP Pagar Alam karena telah meluangkan waktu untuk mengadakan kegiatan Bincang Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia demi menghargai perjuangan dari Veteran khususnya di Kota Pagar Alam.
“Terima kasih sekali lagi dari kami para Veteran kepada Bapak Ibu dari Pajak Pagar Alam semuanya karena sebelumnya tidak pernah ada yang mengadakan kegiatan perayaan semacam ini. Dimana hal ini tentunya sangat membuat kami terharu dan merasa dihargai karena Bapak Ibu semua benar-benar mengerti apa arti Veteran,” imbuhnya.
Soebli yang merupakan Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam Bincang Sejarah ini, tiap-tiap Veteran menceritakan sejarah perjuangan yang mereka hadapi. Veteran Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia A. Gatam mengawali Bincang Sejarah dengan menceritakan awal mula Jepang memasuki Kota Pagar Alam (1943).
Selanjutnya H. Bastani Djipat selaku Veteran Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia menceritakan pengalaman pribadinya menjadi korban dalam Agresi Militer Belanda (1948) hingga menjadi prajurit dalam persengketaan Irian Barat (1962).
Di akhir Bincang Santai, Soebli menjelaskan, bahwa untuk menjadi seorang Veteran itu tidaklah mudah. Negara bisa merdeka karena tentunya ada perjuangan hidup dan mati dari para Veteran. Ia berharap agar kedepannya pemerintah dan masyarakat khususnya Kota Pagar Alam lebih menghargai dan mengerti akan sejarah perjuangan para Veteran.