Pemilu Amerika Serikat: Israel Dukung Trump, atau Harris

Pemilu Amerika Serikat: Israel Dukung Trump, atau Harris

Pemilu Amerika Serikat: Israel Dukung Trump, atau Harris-Kolase by Pagaralampos.com-net

OLEH: Sabpri Piliang

WARTAWAN SENIOR

 

PAGARALAMPOS.COM - ADA SATU kegalauan PM Benyamin Netanyahu dan rakyat Israel saat ini. Berharap kemenangan di antara dua calon Presiden AS: Kamala Harris (Harris), atau Donald Trump (Trump)? Keduanya, pasti pro-Israel. Tak ada keraguan. Itu adalah 'pakem' politik baku.

Namun, siapakah yang paling menguntungkan bagi masa depan Israel, di antara calon Demokrat, atau Republik ini? Bagaimana bentuk kebijakan AS untuk persenjataan dan pertahanan Israel, setelah salah satunya terpilih?

Pemilu negeri "Uncle Sam" (5 November 2024) mendatang, memang tak bisa dilepaskan dari hiruk-pikuk konflik Israel dengan tujuh front-nya di Timur Tengah. Secara fundamental AS, tak akan meninggalkan Israel. Namun rasa sungkan Harris atau Trump pada situasi aktual (jika terpilih), membuat keduanya sulit ber-"basa-basi", atau 'hiperbol'.

Rasa sungkan Kamala Harris dan Donald Trump, tentu menyangkut kampanye masalah Palestina-Israel. Keduanya tidak mudah mengatakan setuju solusi dua negara (saat kampanye) di satu sisi. Di sisi lain, keduanya memahami aneksasi Israel terhadap perbatasan sebelum perang enam hari 1967.

BACA JUGA:Sinopsis Boston 1947, Perjuangan Im Siwan Maraton Hingga ke Amerika

Tepi Barat (Sungai Yordan), yang direbut Israel (1967), adalah "jantung" dari perselisihan antara negara-negara Arab/Palestina (Dunia Islam) dengan Israel selama ini. Wilayah yang terkurung daratan tersebut, berbatasan dengan Yordania dan 'Dead Sea' (Laut Mati). 

Di sinilah terdapat Jerusalem Barat dan Jerusalem Timur. Di mana, Masjidil Aqso yang merupakan 'situs' ke-3 tersuci bagi umat Islam terdapat (Jerusalem Timur). Baik Harris atau Trump, sulit mengangkat isu ini ke permukaan secara komprehensif. Mereka bisa kalah.

Sikap Palestina, pun. Dalam setiap perundingan perdamaian yang diprakarsai AS, kukuh meminta kemerdekaan Palestina, dengan Jerusalem Timur sebagai ibukotanya. Di sisi lain, Israel tak ingin ada dua negara di tanah yang sama. Palestina selamanya akan seperti sekarang. Tak ada Kemerdekaan.

Imbauan berulangkali Presiden AS,  mendengungkan "solusi dua negara" sangat ditentang Israel. Presiden AS Joe Biden secara samar-samar juga mengatakan "solusi dua negara". Dengan wilayah Gaza dan Tepi Barat sebagai cikal-bakal negara Palestina".

BACA JUGA:Jejak Spiritual dan Sejarah: 5 Tempat Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi di Palestina

Ini sejalan dengan hukum Internasional yang men-"declared", pendudukan Israel terhadap Tepi Barat, adalah ilegal. Masalahnya, sikap AS tak pernah bisa tegas (ambigu) terhadap Israel, seperti tegasnya AS pada Yugoslavia (lewat NATO), dalam Perang Balkan (1991-1999).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: