Sejarah Museum Manusia Purba Sangiran: Jejak Evolusi Manusia dari Lembah Sangiran hingga Warisan Dunia UNESCO!
Sejarah Museum Manusia Purba Sangiran: Jejak Evolusi Manusia dari Lembah Sangiran hingga Warisan Dunia UNESCO!-net: foto-
PAGARALAMPOS.COM - Museum Manusia Purba Sangiran merupakan salah satu pusat penelitian dan pelestarian warisan prasejarah paling penting di Indonesia, bahkan di dunia.
Terletak di Kabupaten Sragen dan Karanganyar, Jawa Tengah, museum ini menjadi gerbang untuk memahami perjalanan panjang manusia purba yang hidup ratusan ribu hingga jutaan tahun lalu.
Keberadaannya tidak hanya menyimpan koleksi fosil berharga, tetapi juga menjadi bukti kekayaan sejarah alam Nusantara sejak era Pleistosen.
Sejarah Sangiran sebagai kawasan arkeologis berawal pada awal abad ke-20. Sekitar tahun 1930-an, kawasan ini mulai menarik perhatian para ilmuwan karena banyaknya temuan fosil yang tersebar di wilayah bukit-bukit gamping dan lembahnya.
BACA JUGA:Sejarah Museum Sumpah Pemuda: Jejak Perjuangan Pemuda dalam Membangun Persatuan Bangsa!
Salah satu tokoh yang berperan besar dalam penggalian dan penelitian di daerah ini adalah Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald, seorang paleoantropolog asal Jerman yang bekerja di Hindia Belanda.
Dalam penelitiannya, ia menemukan berbagai fosil penting, termasuk yang berkaitan dengan spesies Homo erectus, yang kemudian menjadi salah satu temuan paling terkenal dari Sangiran.
Penemuan fosil manusia purba dalam jumlah besar membuat Sangiran diakui secara internasional sebagai salah satu situs manusia purba paling kaya di dunia.
Sejak penelitian awal hingga sekarang, lebih dari 50 persen fosil Homo erectus yang ditemukan di dunia berasal dari kawasan Sangiran.
Koleksi tersebut mencakup bagian tengkorak, rahang, gigi, serta peralatan batu yang digunakan oleh manusia purba dalam kegiatan sehari-hari.
Temuan ini menjadi bukti kuat bahwa wilayah Sangiran adalah salah satu pusat evolusi manusia.
Pada tahun 1977, Sangiran resmi ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh pemerintah Indonesia.
BACA JUGA:Kisah Panjang Tiongkok Kebangkitan, Kejatuhan, dan Kejayaan yang Tak Pernah Padam
Langkah ini membuka jalan bagi pembangunan fasilitas yang lebih memadai, termasuk pendirian museum untuk menyimpan dan menampilkan fosil-fosil hasil penelitian.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
