Menelusuri Sejarah Gunung Banda Api: Penjaga Tua di Jantung Kepulauan Rempah!
Menelusuri Sejarah Gunung Banda Api: Penjaga Tua di Jantung Kepulauan Rempah!-net: foto-
Tidak lama kemudian, Belanda datang dan berusaha mengambil alih jalur perdagangan. Persaingan memicu konflik panjang.
Pada 1621, terjadilah peristiwa penaklukan dan tragedi yang dikenal sebagai pembantaian Banda. Sejumlah besar penduduk asli Banda kehilangan nyawa atau terusir dari tanah kelahirannya.
Sejak saat itu, Belanda menguasai penuh kepulauan tersebut dan menjadikan pala sebagai komoditas utama VOC.
Dalam catatan kolonial, Gunung Banda Api selalu dicatat sebagai ancaman sekaligus simbol.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Rumah Musalaki: Simbol Kebudayaan Suku Manggarai!
Letusannya berulang kali mengganggu perkebunan, menghancurkan gudang pala, dan memaksa penduduk maupun penjajah mengungsi. Namun aktivitas vulkaniknya justru menjadikan tanah Banda tetap subur hingga kini.
Rangkaian Letusan Bersejarah
Gunung Banda Api dikenal sebagai gunung berapi aktif. Sejak ratusan tahun lalu, berbagai letusan telah tercatat, beberapa di antaranya menimbulkan dampak besar.
Letusan pada tahun 1586 merupakan salah satu yang paling awal disebut dalam sumber sejarah.
Salah satu erupsi terbesar terjadi pada tahun 1820, ketika aliran lava dan lontaran abu mencapai permukiman di Pulau Neira.
Letusan itu memaksa masyarakat mengungsi dan membuat keadaan pulau lumpuh sementara.
BACA JUGA:Jejak Keemasan Kerajaan Sriwijaya: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhannya!
Letusan pada tahun 1988 menjadi salah satu yang paling dikenang masyarakat modern. Dalam hitungan jam, aktivitas vulkanik meningkat drastis.
Lava merah mengalir ke laut, suara gemuruh terdengar sepanjang malam, dan ribuan penduduk harus dievakuasi.
Meski tidak menyebabkan korban jiwa besar, peristiwa ini meninggalkan trauma dan menjadi pengingat bahwa Gunung Banda Api adalah kekuatan alam yang harus dihormati.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
