Pemkot PGA

Menelusuri Sejarah Rumah Adat Buton: Warisan Arsitektur yang Sarat Makna!

Menelusuri Sejarah Rumah Adat Buton: Warisan Arsitektur yang Sarat Makna!

Menelusuri Sejarah Rumah Adat Buton: Warisan Arsitektur yang Sarat Makna!-net: foto-

PAGARALAMPOS.COM - Rumah adat Buton, atau dikenal dengan nama Banua Tada, merupakan salah satu kekayaan budaya dari masyarakat Buton di Sulawesi Tenggara.

Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga simbol status sosial, filosofi hidup, serta bagian dari sejarah Kesultanan Buton yang pernah berjaya di masa lampau.

Dengan bentuknya yang unik dan megah, Banua Tada menjadi bukti kecerdasan arsitektur tradisional masyarakat Buton.

Asal Usul dan Latar Sejarah

BACA JUGA:Sejarah Museum Wayang: Dari Gereja Kolonial hingga Pusat Pelestarian Budaya Nusantara!

Rumah adat Banua Tada berkembang pada masa berdirinya Kesultanan Buton, sekitar abad ke-16. Kesultanan ini merupakan salah satu kerajaan Islam yang berpengaruh di wilayah timur Indonesia.

Dalam struktur pemerintahan tradisionalnya, rumah adat memiliki makna sosial yang kuat karena menjadi simbol stratifikasi masyarakat.

Nama “Banua Tada” berasal dari dua kata dalam bahasa Wolio, yaitu banua yang berarti rumah, dan tada yang berarti tiang atau sudut.

Nama ini merujuk pada konstruksi rumah yang memiliki bentuk segi empat tegas dan ditopang tiang-tiang kayu kokoh.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Museum Gajah: Jejak Peradaban Nusantara di Jantung Jakarta!

Rumah ini hanya dimiliki oleh kalangan bangsawan atau kaum mulia yang disebut kaomu, terutama pejabat tinggi kesultanan.

Struktur dan Bentuk Arsitektur

Rumah adat Buton dibangun menggunakan kayu pilihan seperti kayu jati atau kayu besi. Menariknya, rumah ini dibangun tanpa menggunakan paku logam.

Semua bagian disatukan menggunakan pasak kayu sehingga lebih tahan terhadap gempa dan iklim tropis.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait