Menelusuri Sejarah Rumah Dulohupa: Simbol Musyawarah dan Kearifan Gorontalo!

PAGARALAMPOS.COM - Rumah Dulohupa merupakan salah satu ikon budaya Gorontalo yang sarat dengan nilai sejarah dan filosofi kehidupan masyarakat setempat.

Bangunan ini bukan hanya berfungsi sebagai rumah adat, tetapi juga sebagai lambang kebersamaan, tempat bermusyawarah, dan pusat pengambilan keputusan penting di masa lampau.

Dulohupa sendiri berasal dari bahasa Gorontalo yang berarti “berunding untuk mencapai mufakat”, mencerminkan semangat gotong royong dan demokrasi yang telah mengakar sejak masa nenek moyang.

Asal Usul dan Latar Sejarah

BACA JUGA:Sejarah Gunung Batur: Letusan Dahsyat, Legenda Dewi Danu, dan Warisan Suci di Tanah Bali!

Sejarah Rumah Dulohupa berakar pada masa kerajaan-kerajaan tradisional Gorontalo sebelum kedatangan kolonial Belanda.

Pada masa itu, masyarakat hidup dalam sistem pemerintahan adat yang dipimpin oleh seorang Baate, yakni pejabat adat yang berperan sebagai penengah dalam musyawarah.

Rumah Dulohupa dibangun sebagai tempat resmi untuk melaksanakan rapat adat, menyelesaikan sengketa, dan memutuskan perkara yang menyangkut kepentingan bersama.

Menurut catatan sejarah dan tradisi lisan, rumah adat ini dibangun dengan gotong royong oleh masyarakat.

BACA JUGA:Sejarah Bukittinggi: Kota Perjuangan dan Warisan Budaya Minangkabau!

Meskipun tidak diketahui secara pasti tahun pembangunannya, bentuk dan fungsi bangunan ini menunjukkan pengaruh kuat dari sistem pemerintahan adat yang telah ada jauh sebelum abad ke-19.

Setelah Gorontalo masuk dalam pengaruh Belanda, Rumah Dulohupa tetap difungsikan sebagai tempat bermusyawarah rakyat dan pusat kegiatan adat hingga masa kemerdekaan.

Arsitektur dan Filosofi Bangunan

Rumah Dulohupa memiliki bentuk rumah panggung, khas rumah tradisional Sulawesi. Seluruh konstruksinya terbuat dari kayu, tanpa menggunakan paku besi, melainkan dengan sistem pasak yang kokoh dan tahan lama.

Sumber: