Sejarah Perahu Kuno Punjulharjo: Bukti Kejayaan Maritim Nusantara dari Abad ke-8 Masehi!

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Nekara Perunggu: Warisan Megah dari Zaman Perundagian!

Perahu ini menggunakan sistem sewn-plank boat, yakni teknik menyambung papan-papan kayu dengan cara diikat menggunakan tali dari serat tumbuhan, bukan dipaku seperti perahu modern.

Setiap sambungan dilapisi serat alami untuk mencegah kebocoran air. Ukuran perahu ini cukup besar, yaitu sekitar 15 meter panjangnya dan 4,8 meter lebarnya.

Struktur ini menunjukkan bahwa perahu tersebut bukan hanya digunakan untuk perjalanan di sungai atau pesisir, melainkan juga layak berlayar di laut terbuka.

Teknologi seperti ini memperlihatkan bahwa masyarakat masa itu sudah memiliki kemampuan luar biasa dalam hal perkapalan dan navigasi laut.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Gunung Lewotobi: Kisah Gunung Kembar yang Menyimpan Legenda Cinta Abadi di Flores Timur!

Fungsi dan Jejak Aktivitas Maritim

Berdasarkan analisis arkeologis, perahu kuno ini kemungkinan digunakan sebagai alat transportasi perdagangan antar pulau, terutama di jalur pantai utara Jawa yang sejak dulu dikenal ramai oleh aktivitas perdagangan.

Para ahli juga menemukan indikasi bahwa perahu ini mungkin mengangkut barang-barang dagangan seperti hasil bumi, rempah-rempah, atau peralatan logam yang menjadi komoditas penting kala itu.

Selain fungsi ekonomis, penemuan ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat Jawa kuno telah beradaptasi dengan lingkungan pesisir dan memanfaatkan laut sebagai sumber kehidupan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Ranu Kumbolo: Permata Mistis di Lereng Semeru!

Dalam konteks sejarah yang lebih luas, perahu Punjulharjo menjadi bukti bahwa jalur laut telah menjadi nadi peradaban Nusantara jauh sebelum datangnya bangsa asing.

Upaya Pelestarian dan Pengembangan Situs

Setelah proses penelitian dan konservasi yang cukup panjang, situs Perahu Kuno Punjulharjo kini dijadikan objek wisata edukasi sejarah.

Pemerintah setempat membangun Museum Perahu Kuno Punjulharjo untuk melindungi sisa-sisa asli perahu yang telah diawetkan dan ditempatkan di dalam bangunan khusus dengan suhu terkontrol.

Sumber: