Sejarah Tari Barong: Simbol Pertarungan Abadi antara Kebaikan dan Kejahatan!
Sejarah Tari Barong: Simbol Pertarungan Abadi antara Kebaikan dan Kejahatan!-net:foto-
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Taman Nasional Lore Lindu: Warisan Alam dan Budaya Sulawesi Tengah!
Dalam cerita ini, Rangda adalah seorang janda sakti bernama Calon Arang, yang merasa marah karena putrinya tak ada yang mau meminang akibat reputasi buruk sang ibu.
Dalam kemarahannya, ia mempelajari ilmu hitam dan menyebarkan wabah penyakit ke seluruh negeri.
Untuk melindungi rakyatnya, Raja Erlangga meminta bantuan Barong — makhluk suci yang diyakini sebagai penjaga desa.
Pertarungan antara Barong dan Rangda pun terjadi. Namun, tidak ada pihak yang benar-benar menang, karena keseimbangan antara dua kekuatan itu harus selalu terjaga.
BACA JUGA:Sejarah Kisah Sangkuriang: Legenda Cinta Tragis di Balik Asal-Usul Gunung Tangkuban Perahu!
Inilah sebabnya, setiap pertunjukan Tari Barong selalu diakhiri dengan harmoni, bukan kemenangan mutlak.
Perkembangan Tari Barong di Bali
Pada awalnya, Tari Barong merupakan bagian dari upacara keagamaan (wali) yang hanya dipentaskan di pura atau saat upacara adat tertentu.
Namun, seiring perkembangan pariwisata di Bali, tarian ini juga dipertunjukkan secara balih-balihan, atau hiburan, untuk wisatawan tanpa menghilangkan makna sakralnya.
BACA JUGA:Gereja Blenduk Semarang: Jejak Arsitektur Kolonial yang Menyimpan Cerita Panjang Kota Lama!
- Setiap daerah di Bali memiliki versi Barong yang berbeda. Misalnya:
- Barong Ket, yang paling terkenal, menggambarkan sosok singa dengan hiasan emas dan cermin kecil di tubuhnya.
- Barong Bangkal, berbentuk babi hutan, biasanya tampil dalam upacara tolak bala.
- Barong Macan dan Barong Gajah juga memiliki fungsi dan makna ritual tertentu, tergantung daerah asalnya.
Iringan dan Kostum
Tari Barong diiringi dengan gamelan beleganjur atau gong kebyar, yang menciptakan suasana dinamis dan magis. Kostum Barong sendiri sangat rumit dan indah.
Terbuat dari serat tumbuhan, bulu binatang, dan ornamen emas, kostum ini biasanya dipakai oleh dua orang penari — satu mengendalikan kepala dan satu lagi bagian tubuh serta ekor.
BACA JUGA:Sejarah Suku Napu: Asal Usul, Budaya, dan Warisan Megalitik di Lembah Mistis Sulawesi Tengah!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
