Menelusuri Sejarah Tari Zapin: Perpaduan Budaya Arab dan Melayu yang Menawan!
Menelusuri Sejarah Tari Zapin: Perpaduan Budaya Arab dan Melayu yang Menawan!-net:foto-
Penari perempuan pun mulai berpartisipasi aktif, menambah warna dan daya tarik dalam setiap penampilan.
Beberapa daerah bahkan menciptakan varian baru, seperti Zapin Tembung, Zapin Laila Sembah, dan Zapin Meskom.
Masing-masing versi membawa gaya gerak, musik, dan busana yang berbeda, namun tetap mempertahankan ruh tradisionalnya.
Kostum yang digunakan biasanya berupa pakaian Melayu lengkap dengan kain songket dan tanjak untuk penari laki-laki, serta baju kurung dan selendang bagi penari perempuan.
Warisan Budaya yang Harus Dilestarikan
Tari Zapin bukan sekadar warisan seni pertunjukan, tetapi juga cermin identitas budaya bangsa.
BACA JUGA:Kelenteng Tay Kak Sie Semarang: Jejak Sejarah dan Kekayaan Budaya Tionghoa
Melalui tarian ini, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Indonesia mampu mengolah pengaruh luar menjadi karya budaya yang unik dan bernilai tinggi.
Upaya pelestarian terus dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemerintah, sanggar seni, hingga generasi muda yang mempelajari dan menampilkan Zapin di berbagai ajang nasional maupun internasional.
Pelestarian Tari Zapin tidak hanya penting untuk menjaga kekayaan budaya, tetapi juga untuk memperkuat rasa bangga terhadap jati diri bangsa.
Di tengah arus globalisasi, Zapin menjadi bukti bahwa nilai-nilai tradisi masih bisa hidup berdampingan dengan modernitas.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
