Pemkot PGA

Mengenal Suku Sabu: Jejak Sejarah, Bahasa, dan Kepercayaan Tradisional yang Masih Lestari

Mengenal Suku Sabu: Jejak Sejarah, Bahasa, dan Kepercayaan Tradisional yang Masih Lestari

Mengenal Suku Sabu: Jejak Sejarah, Bahasa, dan Kepercayaan Tradisional yang Masih Lestari-Foto: net -

Kepercayaan dan Sistem Religi

Sebelum pengaruh agama besar masuk, masyarakat Sabu menganut kepercayaan tradisional yang dikenal sebagai Jingi Tiu.

Kepercayaan ini berpusat pada penghormatan terhadap dewa dan roh leluhur yang diyakini berperan penting dalam kehidupan manusia.

Tokoh tertinggi dalam sistem kepercayaan ini adalah Dei Ama, yang dianggap sebagai dewa pencipta alam semesta.

Upacara adat sering dilakukan untuk memohon hujan, kesuburan tanah, dan perlindungan dari bencana.

Ketika agama Kristen diperkenalkan oleh misionaris Belanda pada abad ke-18, sebagian besar masyarakat beralih ke agama baru tersebut. Meski demikian, unsur kepercayaan Jingi Tiu tetap hidup dalam upacara adat dan ritual budaya hingga kini.

BACA JUGA:Lezatnya Masakan Tradisional Sumbawa, Warisan Rasa yang Wajib Dicoba!

Bahasa dan Tradisi Lisan

Bahasa Sabu termasuk dalam rumpun Austronesia dengan dialek khas yang memperkaya identitas budaya mereka.

Selain bahasa, masyarakat Sabu juga memiliki tradisi sastra lisan seperti nyanyian, syair, dan cerita rakyat yang diwariskan secara turun-temurun.

Salah satu bentuk sastra yang terkenal adalah deda, yaitu ungkapan puitis yang digunakan dalam acara adat. Melalui deda, nilai moral, sejarah, dan pesan leluhur terus dijaga agar tidak terlupakan oleh generasi muda.

Mata Pencaharian dan Keterampilan Lokal

Sebagian besar masyarakat Sabu menggantungkan hidup dari pertanian tadah hujan. Tanaman yang banyak diusahakan antara lain jagung, ubi, padi ladang, dan kacang-kacangan. Mereka juga memelihara hewan ternak seperti kambing, sapi, dan kuda.

Kuda Sabu dikenal kuat dan sering digunakan sebagai alat transportasi atau dalam upacara adat. Selain itu, kerajinan tenun ikat Sabu menjadi salah satu warisan budaya yang terkenal. Motif dan warna alaminya memiliki makna filosofis dan sering digunakan dalam acara penting seperti pernikahan dan ritual adat.

BACA JUGA:Resep Praktis Udang & Ayam Saus Tiram, Masakan Rumahan yang Lezat

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait