Mengenal Sejarah Bukit Moko: Pesona Alam dan Jejak Waktu di Puncak Bandung!

BACA JUGA:Sejarah Bukit Shafa dan Marwah: Jejak Suci dalam Perjalanan Ibadah Haji dan Umrah!

Tanahnya yang subur menjadikan tempat ini cocok untuk ditanami berbagai jenis sayuran, seperti wortel, kentang, tomat, dan kol. Para petani dari generasi ke generasi menggantungkan hidup mereka di lereng-lereng Bukit Moko.

Hingga kini, jika berkunjung ke sana, kita masih dapat melihat bentangan lahan pertanian tradisional yang menjadi saksi bisu aktivitas masyarakat sejak puluhan tahun silam.

Kehidupan agraris inilah yang membentuk karakter masyarakat sekitar yang sederhana, tekun, dan sangat bergantung pada kelestarian alam.

Bukit Moko dalam Catatan Sejarah Bandung

BACA JUGA:Mengungkap Jejak Kehidupan Homo Erectus Soloensis, Manusia Purba Asal Jawa yang Mendunia

Dalam perkembangan Kota Bandung, kawasan Bukit Moko turut memiliki peran penting.

Pada masa kolonial Belanda, daerah perbukitan di sekitar Bandung sering dijadikan lokasi penelitian, perkebunan, hingga tempat singgah untuk beristirahat.

Posisinya yang berada di ketinggian membuat kawasan ini dianggap ideal untuk pengamatan alam, terutama terkait iklim dan tanah.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk Bandung, kawasan Bukit Moko juga mulai dikenal sebagai titik pandang alami.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Kerajaan Pengging: Jejak Peralihan Zaman dari Legenda hingga Spiritualitas Jawa!

Para pelancong pada masa lalu sering naik ke perbukitan ini hanya untuk menikmati sejuknya udara dan melihat hamparan kota dari kejauhan.

Dari sanalah muncul istilah bahwa Bukit Moko adalah “gardu pandang” alami Bandung.

Era Modern: Dari Puncak Biasa Menjadi Destinasi Wisata

Perkembangan Bukit Moko sebagai tempat wisata mulai pesat sejak awal tahun 2000-an.

Sumber: