Jejak Sejarah, Filosofi, dan Simbol Kepemimpinan Suku Ende-Lio di Nusa Tenggara Timur
Rumah Musalaki: Jejak Sejarah, Filosofi, dan Simbol Kepemimpinan Suku Ende-Lio di Nusa Tenggara Timur-Foto: net -
Secara fisik, Rumah Musalaki berbentuk Rumah panggung dengan atap tinggi menjulang menyerupai kerucut. Bentuk atap ini merepresentasikan hubungan manusia dengan leluhur dan Yang Maha Kuasa.
Atap biasanya terbuat dari ilalang atau daun lontar, sedangkan rangka rumah menggunakan kayu keras yang kokoh.
Dinding dan lantainya dibuat dari papan kayu, sementara akses masuknya melalui tangga kayu. Bagian dalam rumah tidak memiliki banyak sekat, sehingga mencerminkan nilai kebersamaan masyarakat.
Beberapa rumah bahkan dihiasi ukiran tradisional yang sarat makna, melambangkan perlindungan serta keterhubungan dengan alam dan leluhur.
BACA JUGA: Jejak Peradaban Hindu di Sumatera Selatan: Sejarah dan Keunikan Candi Bumi Ayu
Filosofi dan Nilai Adat
Arsitektur Rumah Musalaki bukan hanya soal bentuk, tetapi juga mengandung makna filosofis. Atap kerucut yang mengarah ke atas melambangkan doa dan penghormatan kepada leluhur.
Ruang terbuka di dalam rumah mencerminkan prinsip musyawarah dan mufakat, yang menjadi dasar pengambilan keputusan adat.
Biasanya, rumah ini dibangun di pusat kampung atau di tempat yang lebih tinggi, menandakan posisi penting Musalaki dalam kehidupan sosial masyarakat.
Peran di Era Modern
Meski modernisasi terus berkembang, peran Musalaki masih dihormati hingga kini.
BACA JUGA:Ketika Sejarah Indonesia Nyaris Punah: Kisah Pemberontakan yang Terlupakan
Walaupun pemerintahan resmi mengambil alih banyak fungsi administratif, keputusan adat tetap memerlukan restu dari pemimpin adat.
Dalam berbagai acara resmi maupun kunjungan kenegaraan, tokoh Musalaki sering kali dilibatkan sebagai bentuk penghormatan terhadap sistem adat yang masih hidup di masyarakat Ende-Lio.
Pelestarian dan Tantanga
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
