Menelusuri Sejarah Makam Sunan Gunung Jati: Jejak Dakwah dan Pusat Ziarah di Cirebon!

BACA JUGA:Sejarah Misteri Pulau Nusa Barong: Cagar Alam Sakral di Selatan Jember!

Pendekatan ini membuat ajaran Islam lebih mudah diterima masyarakat Jawa yang saat itu masih memegang tradisi Hindu-Buddha.

Selain itu, ia juga dikenal sebagai pemimpin politik. Sunan Gunung Jati menjadi Sultan pertama Kesultanan Cirebon dan menjalin hubungan erat dengan kerajaan-kerajaan Islam lain, seperti Demak.

Hal ini memperkuat posisi Islam di Jawa Barat, sekaligus menjadi penanda peralihan dari kekuasaan Hindu-Buddha ke Islam.

Makam Sunan Gunung Jati di Cirebon

BACA JUGA:Sejarah Manila: Dari Maynilad, Masa Kolonial, Hingga Metropolitan Modern!

Sunan Gunung Jati wafat pada tahun 1568 M. Makamnya terletak di Desa Astana, Kecamatan Gunung Jati, sekitar 10 kilometer dari pusat Kota Cirebon.

Kawasan makam ini berada di atas sebuah bukit kecil, yang membuatnya tampak megah sekaligus sakral.

Kompleks makam Sunan Gunung Jati terbagi menjadi beberapa tingkatan. Bagian teratas adalah lokasi utama makam yang hanya dapat dimasuki oleh keturunan dan juru kunci.

Para peziarah hanya bisa sampai di area tertentu untuk berdoa dan memberikan penghormatan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesakralan serta menghormati keberadaan makam tersebut.

BACA JUGA:Sejarah Tari Tor-tor: Jejak Budaya Batak dan Filosofi di Baliknya

Di sekitar kompleks, terdapat gapura-gapura indah dengan ornamen khas campuran budaya Jawa, Islam, dan Tionghoa.

Sentuhan arsitektur ini mencerminkan keragaman budaya Cirebon pada masa lalu, yang menjadi jalur pertemuan berbagai bangsa melalui perdagangan.

Tradisi Ziarah

Makam Sunan Gunung Jati hingga kini tidak pernah sepi dari kunjungan peziarah. Ribuan orang datang setiap harinya, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti Maulid Nabi dan menjelang bulan Ramadan.

Sumber: