Mengungkap Makna di Balik Rumah Adat Betang: Wujud Kearifan Lokal Suku Dayak

BACA JUGA:Menapaki Sejarah di Benteng Patua Tomia: Warisan Penjajahan Belanda yang Sarat Nilai Budaya

BACA JUGA: Mengapa Aceh Sulit Dijajah Belanda? Fakta Sejarah yang Jarang Diketahui

Peran Sosial Rumah Betang

Selain tempat tinggal, rumah Betang memiliki fungsi sosial yang sangat penting. Masyarakat Dayak hidup berdasarkan prinsip kebersamaan dan gotong royong. Segala kegiatan penting, mulai dari rapat adat, pesta panen, hingga upacara keagamaan, berlangsung di rumah ini.

Rumah Betang juga menjadi pusat pendidikan tradisional. Anak-anak belajar adat, hukum, dan tradisi melalui cerita para tetua.

Dengan demikian, rumah ini menjadi penjaga identitas budaya sekaligus nilai-nilai luhur masyarakat Dayak.

Filosofi dan Nilai Hidup

Setiap bagian rumah Betang mengandung makna filosofis. Panjang dan luasnya melambangkan hidup bersama, di mana setiap individu saling mendukung.

BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat

BACA JUGA:Pulau Pandan: Surga Alam dengan Jejak Sejarah Belanda di Sumatera Barat

Ketinggian rumah mengajarkan kewaspadaan terhadap ancaman, sementara tangga melambangkan perjalanan hidup yang penuh tantangan.

Pembagian ruang yang merata tanpa membedakan status sosial mencerminkan nilai keadilan, kesetaraan, dan persaudaraan yang tinggi.

Pelestarian di Era Modern

Seirng waktu, jumlah rumah Betang asli semakin berkurang, karena banyak keluarga kini tinggal di rumah modern. Meski begitu, rumah Betang tetap dilestarikan sebagai warisan budaya.

Pemerintah daerah dan komunitas adat memanfaatkan rumah ini sebagai objek wisata budaya. Beberapa rumah Betang di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat masih digunakan untuk upacara adat dan pertunjukan budaya. Pelestarian ini tidak hanya menjaga bangunan fisik, tetapi juga filosofi hidup dan nilai-nilai kebersamaan yang diwariskan oleh leluhur.

Sumber: