Mengungkap Sosok Pangeran yang Ada di Mata Uang, Jejak Sejarah dan Peran Besarnya untuk Indonesia

Masih banyak masyarakat yang belum benar-benar mengenali siapa saja tokoh yang terpampang di uang kertas mereka. Padahal, tiap lembar rupiah adalah media edukasi yang kuat jika dimanfaatkan dengan baik.

Beberapa contoh lain tokoh pahlawan nasional di uang kertas Indonesia antara lain:

• Ir. Soekarno & Drs. Mohammad Hatta di Rp100.000
• Frans Kaisiepo di Rp10.000
• Cut Nyak Dhien di Rp10.000 (emisi lama)
• Ki Hadjar Dewantara di Rp20.000
• Raden Ajeng Kartini di Rp5.000 (emisi lama)

Pangeran Antasari sendiri juga sering diangkat dalam buku pelajaran sejarah, namun visualisasinya melalui uang rupiah memberi efek yang lebih kuat karena dilihat setiap hari.

Pangeran-Pangeran Lain yang Layak Dikenang

Selain Pangeran Antasari, sejarah Indonesia mengenal banyak pangeran atau bangsawan lokal yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan maupun perlawanan terhadap penjajah, seperti:

• Pangeran Diponegoro – Pemimpin Perang Jawa (1825–1830), sudah terpampang di uang pecahan Rp5.000 emisi lama.
• Pangeran Jayakarta – Tokoh yang berjasa dalam melawan VOC di wilayah Jakarta pada abad ke-17.
• Pangeran Surya Mataram dan Pangeran Mangkunegara – Tokoh-tokoh Keraton di Jawa Tengah yang memiliki pengaruh besar dalam diplomasi dan budaya.

Menampilkan tokoh-tokoh ini di mata uang adalah salah satu cara untuk memperkuat narasi sejarah nasional secara luas.

BACA JUGA:Rahasia Bitcoin: Mengapa Mata Uang Digital Ini Bisa Kalahkan Inflasi dan Emas?

Kesimpulan

Sosok Pangeran Antasari di uang Rp2.000 bukan hanya sekadar gambar di selembar kertas. Ia adalah simbol dari keberanian, perlawanan, dan cinta tanah air yang harus terus dikenalkan kepada generasi muda.

Uang rupiah menjadi jendela kecil yang membawa kita menengok masa lalu, mengenang jasa para pahlawan, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan bangsa.

Dengan memahami siapa yang ada di balik gambar pada uang kertas, masyarakat dapat lebih menghargai perjuangan sejarah dan memperkuat identitas nasional.

Sumber: