Pemkot PGA

Mengenal Monumen Geger Cilegon: Simbol Perjuangan Ulama dan Santri Banten

Mengenal Monumen Geger Cilegon: Simbol Perjuangan Ulama dan Santri Banten

Mengenal Monumen Geger Cilegon: Simbol Perjuangan Ulama dan Santri Banten-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah perkembangan modern di Cilegon, Banten, berdiri sebuah monumen yang menyimpan cerita penting tentang perjuangan rakyat Banten melawan penjajahan Belanda.

Monumen ini dikenal sebagai Monumen Geger Cilegon, yang menjadi simbol peringatan atas Pemberontakan Cilegon tahun 1888.

Peristiwa tersebut menggambarkan keteguhan para ulama, santri, dan masyarakat Banten dalam mempertahankan harga diri dan keyakinan mereka dari tekanan penjajahan yang menindas.

Pemberontakan ini pecah pada 9 Juli 1888 sebagai salah satu perlawanan terbesar masyarakat Banten terhadap pemerintah Hindia Belanda.

BACA JUGA:Sejarah Bukit Tektok di Malang Raya: Dari Pos Pengintaian Pejuang Hingga Destinasi Wisata Alam dan Spiritualit

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Candi Bubrah: Warisan Buddha yang Terselip di Balik Keindahan Prambanan

Penyebab utamanya adalah ketidakpuasan atas kebijakan kolonial yang menindas, seperti pajak yang berat, kerja paksa, dan pembatasan aktivitas keagamaan.

Para ulama dan tokoh masyarakat merasa nilai-nilai Islam terancam oleh sistem kolonial yang lebih mementingkan keuntungan ekonomi daripada kesejahteraan rakyat.

Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa ini antara lain KH. Wasid dari Ciwandan, bersama KH. Tubagus Ismail, KH. Sulaeman, dan KH. Arsyad Thawil yang memimpin santri dan masyarakat melawan ketidakadilan.

Pemberontakan terjadi secara serentak di beberapa wilayah seperti Cilegon dan Anyer, dengan serangan terhadap pos pemerintahan, rumah pejabat Belanda, dan fasilitas militer.

Strategi yang matang dan dukungan luas masyarakat membuat serangan ini sempat mengejutkan pihak kolonial.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Malabar: Warisan Kolonial, Teknologi Radio, dan Kearifan Lokal di Selatan Bandung!

BACA JUGA:Sejarah Suku Bajo: Jejak Peradaban Maritim di Nusantara yang Tak Tergerus Zaman!

Namun, keterbatasan persenjataan dan kekuatan militer kolonial yang lebih besar membuat pemberontakan akhirnya berhasil dipadamkan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait