Pemkot PGA

Genosida Tercepat Abad Ini Ketika Dunia Diam Saat Rwanda Berdarah

Genosida Tercepat Abad Ini Ketika Dunia Diam Saat Rwanda Berdarah

--

PAGARALAMPOS.COM - Pada tahun 1994, dunia menyaksikan salah satu tragedi kemanusiaan paling mengerikan dalam sejarah modern

Selama seratus hari yang kelam, sekitar 800.000 jiwa melayang di tanah kecil di jantung Afrika, Rwanda. 

Konflik berdarah ini dipicu oleh ketegangan etnis antara dua kelompok utama, yaitu suku Hutu dan Tutsi. 

Dalam waktu yang sangat singkat, kematian terjadi begitu masif dan sistematis, menjadikan peristiwa ini sebagai genosida tercepat di abad 20.

BACA JUGA:Sejarah dan Makna Filosofis Rumah Adat Papua: Mengenal Rumah Adat Kariwari sebagai Warisan Budaya!

Ketegangan antara Hutu dan Tutsi bukanlah konflik baru, melainkan warisan panjang dari kolonialisme yang menciptakan garis pemisah tajam. 

Perbedaan yang awalnya bersifat sosial berubah menjadi dendam historis yang mudah tersulut oleh propaganda dan hasutan. 

Ketika pesawat yang ditumpangi presiden Rwanda ditembak jatuh pada April 1994, kebencian yang lama terpendam meledak menjadi pembantaian tanpa ampun. 

Dalam hitungan jam, jalanan dipenuhi jasad dan ketakutan merajalela ke seluruh negeri.

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Papua Barat: Rumah Mod Aki Aksa, Simbol Kebersamaan dan Kearifan Lokal Suku Atoni!

Yang membuat tragedi ini begitu memilukan adalah keterlibatan media lokal dalam menyebarkan ujaran kebencian. 

Radio dan surat kabar menjadi alat untuk menghasut publik melakukan tindakan keji terhadap sesama warganya. 

Tidak hanya itu, daftar nama dan alamat orang-orang Tutsi diumumkan ke publik, menjadikan mereka target yang mudah ditemukan. 

Kejamnya lagi, banyak yang dibantai di tempat ibadah, sekolah, bahkan rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat perlindungan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait