Menguak Sejarah Upacara Adat Tabuik: Jejak Syiah di Ranah Minang!
Menguak Sejarah Upacara Adat Tabuik: Jejak Syiah di Ranah Minang!-net:foto-
Mengarak Jari-jari dan Taluak Bala: Melambangkan perjalanan arwah Imam Husein.
BACA JUGA:Sejarah Pulau Tomia: Jejak Peradaban Maritim di Jantung Wakatobi!
Hoyak Tabuik: Ritual menggoyang dan mengarak tabuik ke seluruh penjuru kota, menggambarkan semangat perjuangan dan pengorbanan.
Ritual ini disertai dengan tabuhan gendang tasa yang menghentak dan gerakan dinamis dari para pengusung tabuik.
Menciptakan suasana magis dan emosional yang menyatukan peserta dan penonton dalam semangat duka dan penghormatan.
Makna Filosofis dan Nilai Budaya
Walau berasal dari tradisi Syiah, masyarakat Pariaman memaknai upacara Tabuik lebih sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan, seperti yang dialami oleh Imam Husein di Karbala.
BACA JUGA:Sejarah Museum History of Java: Merangkai Jejak Nusantara dalam Balutan Teknologi!
Tabuik menjadi wujud dari keteguhan hati, pengorbanan, dan perjuangan atas kebenaran, nilai-nilai yang sejatinya universal dan tidak terbatas pada mazhab tertentu.
Di sisi lain, upacara ini juga memperlihatkan nilai gotong royong, kekompakan, dan semangat komunitas yang kuat.
Pembangunan Tabuik bukan pekerjaan ringan — melibatkan banyak orang, dari tukang kayu, pemahat, seniman, hingga anak-anak muda yang bahu membahu demi keberhasilan acara ini.
Transformasi dan Peran dalam Pariwisata
BACA JUGA:Sejarah Suku Lubu: Jejak Leluhur Tertua dari Pedalaman Sumatra yang Hampir Terlupakan!
Seiring perkembangan zaman, Tabuik bukan hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga berkembang menjadi acara budaya dan pariwisata yang mendatangkan ribuan pengunjung setiap tahunnya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Pemerintah Kota Pariaman telah menjadikan Tabuik sebagai agenda pariwisata tahunan, lengkap dengan festival budaya, bazar, dan pertunjukan seni.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
