Menelusuri Sejarah Keraton Kaibon: Saksi Bisu Kejayaan Banten!
Menelusuri Sejarah Keraton Kaibon: Saksi Bisu Kejayaan Banten!-net:foto-
BACA JUGA:Sunan Gung Jati. Sosok Kharismatik Penyebar Ajaran Agama Islam di Jawa dan Peninggalannya
Di bagian dalam, terdapat beberapa ruang utama seperti balairung tempat pertemuan resmi, kamar pribadi Ratu Aisyah, serta bangunan tempat ibadah.
Keraton juga dikelilingi oleh kanal dan taman, yang menunjukkan perhatian besar terhadap estetika dan kenyamanan lingkungan istana.
Keruntuhan dan Penghancuran oleh Belanda
Kejayaan Keraton Kaibon tidak bertahan lama.
BACA JUGA:Fakta Mengejutkan, Senjata Rakyat Nusantara Sanggup Lawan Persenjataan Modern Belanda
Pada tahun 1832, Belanda menghancurkan sebagian besar kompleks keraton sebagai bentuk hukuman atas penolakan Kesultanan Banten untuk tunduk sepenuhnya pada kekuasaan kolonial.
Saat itu, Sultan Syaifudin dianggap menentang kebijakan pemerintahan Hindia Belanda, termasuk menolak intervensi dalam urusan politik dalam negeri.
Penghancuran ini dilakukan dengan merobohkan dinding-dinding dan membakar sebagian bangunan. Akibatnya, Keraton Kaibon hanya meninggalkan puing-puing, seperti gerbang utama dan fondasi beberapa ruang.
Tindakan ini menjadi simbol kekalahan politik Banten dan menandai akhir dari kekuasaan kesultanan secara de facto.
BACA JUGA:Kaya akan Keragaman Sejarah! Inilah 3 Bangunan Bersejarah di Indonesia yang Wajib Kamu Ketahui!
Nilai Sejarah dan Budaya yang Tersisa
Meski hanya tersisa reruntuhan, Keraton Kaibon tetap menjadi situs sejarah yang penting.
Ia menjadi saksi bisu bagaimana peran seorang perempuan dalam sistem monarki bisa begitu kuat, serta bagaimana dinamika antara kerajaan lokal dan kekuatan kolonial membentuk sejarah Indonesia.
Keraton ini juga mengajarkan pentingnya pelestarian budaya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
