Sejarah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo: Simbol Persahabatan Indonesia-Uni Emirat Arab!
Sejarah Masjid Raya Sheikh Zayed Solo: Simbol Persahabatan Indonesia-Uni Emirat Arab!-net:foto-
PAGARALAMPOS.COM - Masjid Raya Sheikh Zayed Solo merupakan salah satu ikon baru Kota Surakarta yang bukan hanya memiliki nilai arsitektur tinggi.
Tetapi juga menjadi simbol persahabatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Latar Belakang dan Inisiasi Pembangunan
Tak hanya sebagai simbol diplomatik, masjid ini juga menjadi perwujudan nilai-nilai toleransi, persaudaraan, dan kerja sama lintas budaya Islam.
BACA JUGA:Diplomasi Maritim Tiongkok Abad ke-15 Kisah Spektakuler Cheng Ho yang Terlupakan
Arsitektur dan Desain
Masjid ini merupakan replika dari Masjid Sheikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, meski dalam ukuran yang lebih kecil.
Dengan luas sekitar 8.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 10.000 jemaah, masjid ini mengusung gaya arsitektur Timur Tengah yang sangat kental, berpadu dengan unsur lokal Indonesia.
Ciri khas masjid ini terletak pada empat menara yang menjulang tinggi, satu kubah besar utama yang dikelilingi beberapa kubah kecil, serta penggunaan marmer putih yang mendominasi seluruh bangunan.
BACA JUGA:Tak Disangka Perdagangan di Jalur Sutra Jadi Akar Dunia Global Saat Ini
Ornamen-ornamen yang digunakan banyak mengadaptasi gaya Islam klasik, dengan sentuhan ukiran kaligrafi dan motif geometris.
Interior masjid dihiasi dengan lampu gantung kristal megah, karpet tebal berwarna hijau tua, serta langit-langit tinggi dengan desain mozaik yang indah.
Meski terinspirasi dari masjid di Abu Dhabi, para arsitek juga memasukkan unsur lokal seperti motif batik dan elemen ukiran khas Jawa pada beberapa bagian dinding dan jendela.
Fungsi dan Peran Sosial
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
