Masa Penjajahan VOC yang Terlupa,Jejak Luka dalam Senyap Sejarah
--
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Wagir Jampang: Jejak Mistis dan Warisan Leluhur!
Siapa pun yang melanggar, bahkan hanya dengan menjual satu karung lada ke pedagang lain, dapat dihukum berat.
Di Ambon, misalnya, pelanggaran terhadap monopoli cengkih bisa berujung pada eksekusi.
Tidak mengherankan jika wilayah-wilayah yang dikuasai VOC menyimpan catatan panjang pemberontakan dan perlawanan.
Namun, tak semua bentuk penjajahan VOC ditulis dalam tinta darah.
BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Goa Londa: Pemakaman Unik di Perut Bumi Tana Toraja!
Ada pula penjajahan yang merayap melalui budaya dan sistem nilai.
Dalam banyak kasus, VOC juga membawa sistem pemerintahan dan birokrasi Eropa, yang kemudian digunakan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.
Bahkan, beberapa kota di Indonesia hari ini masih menyimpan jejak arsitektur dan perencanaan kota bergaya Belanda yang bermula sejak era VOC.
Sayangnya, ketika kita berbicara tentang sejarah kolonialisme, nama VOC sering kali hanya menjadi catatan kaki.
Tidak banyak pelajaran sejarah yang mengangkat bagaimana organisasi dagang ini membentuk pola penjajahan jangka panjang.
Padahal, memahami VOC adalah kunci untuk menyelami awal dari ketimpangan sosial-ekonomi yang masih terasa hingga kini.
Dengan menengok kembali masa penjajahan VOC, kita diajak untuk melihat bahwa kolonialisme tidak selalu datang dalam bentuk invasi bersenjata.
Terkadang, ia berwujud dalam kontrak dagang, perjanjian sepihak, dan dominasi ekonomi yang perlahan merampas kedaulatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
