Warisan Budaya Suku Kei: Sejarah, Nilai Larvul Ngabal, dan Kehidupan Maritim yang Masih Terjaga

PAGARALAMPOS.COM - Di bagian tenggara Kepulauan Maluku, tepatnya di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara dan Kota Tual, terdapat kelompok etnis yang dikenal sebagai Suku Kei atau Suku Evav.

Mereka merupakan salah satu suku asli Indonesia yang terkenal dengan kekayaan adat, budaya, serta tradisi bahari yang masih terpelihara dengan baik hingga kini.

Masyarakat Kei tidak hanya memiliki peran penting dalam kehidupan sosial daerahnya, tetapi juga menjadi bagian berharga dari mosaik budaya bangsa Indonesia

Asal Usul dan Persebaran

Menurut cerita yang diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi, nenek moyang Suku Kei diyakini berasal dari wilayah barat Nusantara—beberapa sumber menyebut dari Bali atau daerah sekitarnya. Mereka bermigrasi ke wilayah Maluku Tenggara sekitar abad ke-13 hingga ke-15.

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Bunga Kitolod bagi Kesehatan yang Jarang Diketahui, Nomor 3 Bikin Tak Terduga!

BACA JUGA:Manfaat Kunyit Asam untuk Kesehatan: Rahasia Tradisional untuk Tubuh Sehat dan Bugar!

Perpindahan tersebut didorong oleh berbagai faktor, mulai dari perdagangan rempah-rempah, konflik antarkerajaan, hingga pencarian tempat tinggal yang lebih damai dan subur.

Setibanya di Kepulauan Kei, para pendatang berbaur dengan masyarakat lokal yang lebih dulu mendiami wilayah tersebut, membentuk identitas baru yang kini dikenal sebagai Suku Kei, yang tersebar di Pulau Kei Kecil, Kei Besar, serta pulau-pulau di sekitarnya.

Struktur Sosial dan Hukum Adat Larvul Ngabal

Salah satu warisan paling berharga dari masyarakat Kei adalah Larvul Ngabal, sistem hukum adat yang menjadi pedoman moral dan sosial dalam kehidupan mereka.

Istilah ini berasal dari dua kata, larvul (darah merah) dan ngabal (tombak), yang melambangkan keberanian, kejujuran, serta kehormatan.

BACA JUGA:Manfaat Minum Teh Tawar bagi Kesehatan Tubuh: Minuman Sederhana dengan Segudang Khasiat!

Larvul Ngabal berlandaskan enam prinsip utama:

Sumber: