Pemkot PGA

Bukti Awal Masuknya Islam di Jawa: Penemuan Makam yang Mencengangkan!

Bukti Awal Masuknya Islam di Jawa: Penemuan Makam yang Mencengangkan!

Bukti Islam Telah Masuk ke Pulau Jawa Sejak Abad ke-11-net-

PAGARALAMPOS.COM - Salah satu bukti awal yang signifikan adalah ditemukannya makam Fatimah binti Maimun di Desa Leran, Gresik, Jawa Timur, yang diperkirakan berasal dari abad ke-11. Ini menunjukkan bahwa Islam telah memasuki wilayah Jawa sejak waktu itu.

Islam tidak tersebar merata di seluruh Indonesia pada saat yang bersamaan. Di Jawa, diyakini bahwa pengaruhnya mulai tampak sejak abad ke-11. Makam Fatimah binti Maimun di Gresik menjadi salah satu bukti penting bahwa ajaran Islam sudah hadir di Pulau Jawa pada periode tersebut.

Namun, kedatangan Islam di Jawa tidak sepenuhnya diketahui. Dari akhir abad ke-11 hingga abad ke-13, bukti sejarah dan catatan luar mengenai masuknya Islam di Jawa Timur sangat terbatas.
 
Sebagian besar bukti mengenai penyebaran Islam di Jawa berasal dari akhir abad ke-13 dan seterusnya. Pada masa itu, islamisasi mulai terjadi, dan masyarakat Muslim mulai terbentuk, terutama di sekitar pusat Majapahit di Mojokerto serta di kawasan pesisir seperti Gresik, yang dapat kita lihat dari penemuan berbagai nisan.

Batu nisan Fatimah binti Maimun di Leran, Kecamatan Manyar, Gresik, yang berasal dari abad ke-11, menjadi salah satu bukti konkret tertua terkait awal masuknya Islam di Jawa. Berbagai versi mengenai sosok Fatimah binti Maimun beredar, di mana dua versi paling dikenal mengklaim bahwa ia berasal dari Persia dan Malaka.
 

Menurut informasi dari situs Kemdikbud, Fatimah binti Maimun adalah seorang penyebar agama sekaligus pedagang yang datang dari Malaka dan kemudian menetap di Gresik. Nisan yang ditemukan di Leran memuat tujuh baris tulisan dalam bahasa Arab dengan gaya kufi yang khas Irak.

Tulisan pada nisan tersebut menunjukkan bahwa Fatimah binti Maimun wafat pada hari Jumat bulan Rajab tahun 475 Hijriyah atau 1082 Masehi. Ini menjadi landasan bukti bahwa Islam telah hadir di Jawa sejak abad ke-11. Namun, ini tidak serta merta berarti bahwa islamisasi telah meluas di seluruh Jawa, khususnya di Jawa Timur. Penanggalan pada makam menunjukkan bahwa Fatimah binti Maimun hidup jauh sebelum era Wali Songo, yang dikenal sebagai penyebar Islam di Pulau Jawa.

Fatimah binti Maimun diyakini sebagai tokoh penting dalam kegiatan dakwah awal penyebaran Islam di Jawa. Meski terdapat perbedaan pandangan terkait asal-usulnya, fakta bahwa nisan ini merupakan nisan Islam tertua yang ditemukan di Jawa tetap tak terbantahkan. Saat ini, nisan Fatimah binti Maimun telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 379/M/2019.
 

Teori-Teri Masuknya Islam ke Indonesia

Setidaknya terdapat lima teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia. Beberapa sejarawan meyakini bahwa Islam dibawa oleh para pedagang, sementara yang lain berpendapat bahwa agama ini dibawa oleh tokoh-tokoh agama.

Teori Makkah

Buya Hamka, dalam seminar tentang masuknya Islam ke Nusantara yang diadakan di Medan pada tahun 1963, mengungkapkan bukti yang diambil dari catatan sejarah Cina Dinasti Tang, yang menyebutkan bahwa Islam sudah memasuki Nusantara pada abad ke-7 M.
Berita mengenai Dinasti Tang di China mengisahkan penemuan permukiman pedagang Arab Muslim di Pantai Barat Sumatera. Hal ini memberikan pengertian bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui para pedagang Arab dari Makkah. Di sisi lain, keberadaan Kesultanan Samudera Pasai bukanlah sekadar bukti awal masuknya agama Islam ke Nusantara, melainkan menunjukkan perkembangan agama tersebut di tanah Sumatera.

Teori Gujarat

Sejarawan Belanda, Snouck Hurgronje, berpendapat bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui Gujarat. Ia mencatat bahwa mustahil bagi Islam untuk memasuki Nusantara secara langsung dari Arab tanpa melalui pengajaran tasawuf yang telah ada di India atau Gujarat. Menurut teori ini, wilayah pertama di Indonesia yang mengenal ajaran Islam adalah Kesultanan Samudera Pasai pada abad ke-13 Masehi.

Teori Persia

Hoesein Djajadiningrat dan Abubakar Atjeh berargumen bahwa Islam di Nusantara mungkin memiliki akar dari Persia dan menganut mazhab Syiah. Pendapat ini didasarkan pada cara membaca huruf Alquran, khususnya di Jawa Barat. Namun, teori ini dianggap lemah karena tidak semua pengguna sistem baca Alquran di Persia menganut mazhab Syiah. Misalnya, di Baghdad sebagai ibu kota Khilafah Abbasiyah, mayoritas masyarakat adalah penganut Ahlussunnah wal Jama'ah. Di Jawa Barat, meski menggunakan metode serupa dalam membaca Alquran, mayoritas masyarakat Islam bermazhab Syafii.

Teori Cina

Teori lain mengenai masuknya Islam ke Nusantara diungkapkan oleh sejarawan Indonesia, Slamet Muljana. Ia berpendapat bahwa Sultan Demak berasal dari keturunan China dan menyatakan bahwa para Wali Songo juga memiliki latar belakang yang sama. Pendapat ini didasarkan pada Kronik Klenteng Sam Po Kong. Slamet Muljana menyebut bahwa Sultan Demak, Panembahan Fatah, dikenal dalam kronik tersebut sebagai Panembahan Jin Bun, sebutan dalam bahasa China. Demikian pula, Arya Damar, yang mengasuh Panembahan Fim Sun di Palembang, juga memiliki nama China, Swan Liong. Sultan Trenggana pun disebut dengan nama China, Tung Ka Lo. Dalam tradisi penulisan sejarah China, nama-nama tempat di luar negeri cenderung ditulis dalam gaya China, sehingga besar kemungkinan nama-nama raja Majapahit dan kerajaan-kerajaan Hindu lainnya juga diadaptasi dalam kronik tersebut.

Teori Maritim

NA. Baloch, seorang sejarawan asal Pakistan, berpendapat bahwa masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara berkaitan erat dengan kehadiran para pedagang Muslim yang aktif dalam penguasaan maritim dan pasar. Dalam kegiatan perdagangan, ajaran Islam mulai diperkenalkan di sepanjang jalur laut perniagaan melalui pantai-pantai tempat persinggahan mereka pada abad ke-1 H atau abad ke-7 Masehi. Ia meyakini bahwa ajaran Islam diperkenalkan di pantai Indonesia hingga Cina Utara oleh para pedagang Arab. Dalam karya beliau, *The Advent of Islam in Indonesia*, Baloch menyatakan bahwa Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-1 H/7 M, dan proses pengenalan ajaran Islam berlangsung selama lima abad, dari abad ke-1 hingga 5 H/7-12 M.

Bukti awal masuknya Islam di Jawa dapat dilihat dari penemuan makam Fatimah binti Maimun yang terletak di Desa Leran, Gresik, Jawa Timur. Semoga informasi ini bermanfaat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: