Self-Healing di 2025: Masih Bermanfaat atau Cuma Tren Sesaat?

Self-Healing di 2025: Masih Bermanfaat atau Cuma Tren Sesaat?--
PAGARALAMPOS.COM - Dalam beberapa tahun terakhir, istilah self-healing menjadi semakin populer, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z.
Konsep ini merujuk pada proses penyembuhan diri, baik secara fisik maupun mental, melalui berbagai metode seperti meditasi, journaling, terapi seni, hingga perjalanan spiritual.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan gaya hidup, muncul pertanyaan: apakah self-healing masih relevan di 2025, atau hanya sekadar tren sesaat?
Self-Healing: Tren atau Kebutuhan?
Self-healing muncul sebagai respons terhadap meningkatnya tekanan hidup modern.
BACA JUGA:Perubahan Iklim Semakin Parah! Inilah Dampaknya yang Mungkin Sudah Anda Rasakan!
Kehidupan yang serba cepat, tuntutan sosial yang tinggi, serta eksposur berlebihan terhadap media sosial sering kali menyebabkan stres, kecemasan, bahkan depresi.
Di sinilah self-healing berperan, membantu individu untuk mengenali, menerima, dan mengelola emosi mereka secara lebih sehat.
Tren ini semakin berkembang dengan adanya pandemi COVID-19, di mana banyak orang merasa kesepian, kehilangan, dan mengalami ketidakpastian.
Buku-buku tentang self-healing, aplikasi meditasi, serta konten motivasi di media sosial pun menjadi semakin populer.
BACA JUGA:Energi Terbarukan di 2025: Benarkah Dunia Akan Bebas dari Bahan Bakar Fosil?
Namun, kini setelah pandemi berlalu dan dunia kembali sibuk, apakah self-healing masih menjadi kebutuhan utama?
Mengapa Self-Healing Masih Relevan di 2025?
Meskipun tren kesehatan mental terus berkembang, ada beberapa alasan mengapa self-healing masih tetap relevan di tahun 2025:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: