Rumah Adat Bali: Perpaduan Estetika, Tradisi, dan Filosofi Kehidupan

Rumah Adat Bali: Perpaduan Estetika, Tradisi, dan Filosofi Kehidupan

Rumah Adat Bali: Perpaduan Estetika, Tradisi, dan Filosofi Kehidupan-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Rumah adat Bali, yang sering disebut "Rumah Bali," bukan sekadar tempat tinggal, tetapi juga cerminan filosofi hidup yang mengedepankan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Setiap elemen dalam rumah adat ini dirancang dengan nilai budaya dan kepercayaan yang mendalam, menjadikannya warisan arsitektur yang unik.

1. Filosofi Tri Hita Karana dalam Rumah Adat Bali

Arsitektur tradisional Bali berpegang teguh pada konsep Tri Hita Karana, yang berarti "tiga sumber kebahagiaan."

Konsep ini membentuk dasar dalam tata ruang rumah adat Bali, yang meliputi:

BACA JUGA:Sejarah Uang Logam: Perjalanan, Keunggulan, dan Kekurangannya yang Perlu Diketahui!

BACA JUGA:Menguak Rahasia Prasasti Yupa: Jejak Kerajaan Kutai dalam Sejarah Nusantara

Parahyangan: Menjaga hubungan harmonis dengan Tuhan melalui tempat ibadah di dalam rumah.

Pawongan: Mewujudkan hubungan baik antar anggota keluarga dan masyarakat.

Palemahan: Menyesuaikan bangunan dengan lingkungan untuk menjaga keseimbangan alam.

Keseimbangan ini tercermin dalam tata letak dan fungsi ruangan yang dibuat sesuai dengan aturan adat.

BACA JUGA:Suku Moronene di Sulawesi Tengah: Menggali Warisan Budaya dan Sejarah yang Memikat

BACA JUGA:Ken Arok: Kisah Legendaris yang Membentuk Sejarah Kerajaan Singasari di Nusantara

2. Prinsip Sanga Mandala dalam Pembagian Ruang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: