Lari ke Hutan untuk Hindari Pajak dan Kerja Paksa: Apa yang Terjadi pada Suku Limakawatina Sekarang?

Lari ke Hutan untuk Hindari Pajak dan Kerja Paksa: Apa yang Terjadi pada Suku Limakawatina Sekarang?

Lari ke Hutan untuk Hindari Pajak dan Kerja Paksa: Apa yang Terjadi pada Suku Limakawatina Sekarang?--

PAGARALAMPOS.COM - Suku Limakawatina, yang dikenal sebagai Suku yang memilih untuk hidup terisolasi di hutan, memiliki kisah sejarah yang cukup unik dan penuh tantangan.

Asal usul mereka berasal dari daerah terpencil, di mana mereka memilih untuk hidup dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan dengan masyarakat umum.

Keputusan mereka untuk menghindari pajak dan kerja paksa yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial Belanda pada masa itu menjadi salah satu alasan utama mengapa suku ini menjauh dari peradaban yang lebih maju.

Pada awal abad ke-20, ketika Indonesia masih berada di bawah penjajahan Belanda, banyak masyarakat pribumi dipaksa untuk bekerja tanpa imbalan yang layak dalam proyek-proyek besar seperti pembangunan infrastruktur dan perkebunan.

BACA JUGA:Jejak Sejarah Islam di Pagar Alam: Dari Puyang Awak Hingga Masjid Perdipe

Tidak jarang, mereka juga diwajibkan untuk membayar pajak yang membebani ekonomi mereka.

Pada masa itu, banyak kelompok masyarakat yang merasa tertekan dan kehilangan hak-hak dasar mereka.

Suku Limakawatina, yang tinggal di wilayah pegunungan, memilih untuk tidak tunduk pada kebijakan-kebijakan tersebut.

Mereka memilih untuk lari ke hutan sebagai bentuk perlawanan terhadap pajak dan kerja paksa yang dipaksakan oleh pemerintah kolonial.

BACA JUGA:Analisis Arkeologis Penemuan Kota Kuno Maya di Hutan Meksiko: Mengungkap Sejarah yang Tersembunyi

Kehidupan mereka yang berbasis pada berburu dan bertani membuat mereka semakin terisolasi dari dunia luar.

Pilihan ini mengubah perjalanan sejarah mereka menjadi sangat berbeda dibandingkan dengan banyak suku lainnya yang berjuang di tengah penjajahan.

Keputusan untuk bertahan hidup di hutan membuat suku ini mampu mempertahankan adat dan tradisi mereka tanpa campur tangan dari pihak luar.

Namun, meski berhasil menghindari pengaruh kolonial, mereka juga harus menghadapi tantangan baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: