Siapa Sangka, Suku Melayu Pasemah Menyimpan Keindahan Budaya yang Mempesona!

Siapa Sangka, Suku Melayu Pasemah Menyimpan Keindahan Budaya yang Mempesona!

Siapa Sangka, Suku Melayu Pasemah Menyimpan Keindahan Budaya yang Mempesona!--

PAGARALAMPOS.COM - Suku Melayu Pasemah merupakan salah satu Suku yang mendiami wilayah pegunungan di Sumatera Selatan, khususnya di sekitar Gunung Dempo, yang menjadi simbol penting dalam kehidupan budaya dan sejarah mereka.

Selain di Sumatera Selatan, Suku Melayu Pasemah juga tersebar di sebagian wilayah Bengkulu, menjadikannya salah satu kelompok etnis yang kaya akan tradisi dan warisan budaya.

Sejarah dan Asal Usul Suku Melayu Pasemah

Suku Melayu Pasemah memiliki sejarah yang cukup panjang dan menarik. Nama "Pasemah" sendiri diyakini berasal dari kata "semah" yang berarti "teman" dalam bahasa Melayu, yang mencerminkan karakter masyarakat mereka yang ramah dan menjunjung tinggi nilai kebersamaan.

Konon, Suku Pasemah sudah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, bahkan ada yang mengaitkan mereka dengan Kerajaan tersebut sebagai bagian dari kelompok yang menghuni wilayah pegunungan sekitar.

BACA JUGA:Bukan Cuma Makanan, Tapi Sejarah Bakwan yang Menarik! Tahu Tidak?

Wilayah pemukiman suku ini umumnya terletak di kaki Gunung Dempo yang memiliki ketinggian lebih dari 3.000 meter di atas permukaan laut.

Gunung Dempo merupakan gunung api yang aktif dan menjadi kebanggaan masyarakat Pasemah, karena selain sebagai sumber kehidupan, gunung ini juga memiliki nilai mistis yang tinggi dalam budaya mereka.

Penyebaran dan Kehidupan Sosial

Suku Melayu Pasemah tersebar tidak hanya di Sumatera Selatan, tetapi juga di sebagian Bengkulu.

Mereka memiliki tradisi dan cara hidup yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan alam sekitar.

BACA JUGA:Apa yang Membuat Kurma Begitu Khas dan Penuh Sejarah? Simak Penjelasannya!

Kehidupan mereka banyak bergantung pada hasil pertanian, dengan beragam tanaman seperti kopi, teh, dan sayur-sayuran yang tumbuh subur di dataran tinggi.

Sebagai petani, mereka mengandalkan sistem pertanian terasering, yang memungkinkan mereka untuk bertani di lereng-lereng bukit yang curam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: