5 Upacara Adat Maluku yang Penuh Makna, dari Cuci Negeri Soya hingga Makan Patita

Ritual ini berlanjut dengan upacara mandi bersama di laut, simbol penyucian diri dan pengharapan hidup yang lebih baik.

2. Upacara Fangnea Kidabela

Upacara ini ditemukan di Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, dengan tujuan mempererat hubungan sosial antar desa.

Upacara ini melibatkan rumah adat Kidabela, yang menjadi pusat kegiatan sosial.

BACA JUGA:Kekayaan Sejarah Pasemah Dibalik Historis Megalitikum Yang tak Terwariskan

BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!

Masyarakat berkumpul untuk menyanyikan lagu adat, menari, dan mempersembahkan makanan khas, seperti ikan bakar dan tuak.

Selain itu, mereka juga memberikan hadiah kepada pemilik rumah Kidabela sebagai simbol persatuan dan penghormatan.

3. Upacara Sasi

Sasi adalah tradisi pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat yang berfokus pada keberlanjutan lingkungan.

Biasanya diterapkan di laut dan darat, sasi mengatur waktu yang tepat untuk memanen hasil alam. Masyarakat tidak diperbolehkan untuk menangkap ikan atau menebang pohon sebelum waktu yang ditentukan.

Upacara ini melibatkan doa dan persembahan untuk leluhur dan Tuhan agar hasil alam yang diperoleh berkah.

BACA JUGA:Sudah Tahu Tentang Sejarah Gunung Puntang? Ayo Temukan Keindahannya di Pendakian!

BACA JUGA:Kerajaan Tumapel: Menyelami Sejarah Politik dan Kekuasaan di Jawa Timur

Sasi bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian sumber daya alam.

4. Obor Pattimura

Untuk mengenang pahlawan Pattimura, yang memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda pada tahun 1817, masyarakat Maluku mengadakan perayaan Obor Pattimura.

Acara ini diadakan setiap 15 Mei dengan pawai obor yang dimulai dari Pulau Saparua, tempat kelahiran Pattimura, hingga Kota Ambon.

Sumber: