Pemberontakan Madura: Kisah Trunojoyo dan Keruntuhan Mataram di Era Amangkurat II
Pemberontakan Madura: Kisah Trunojoyo dan Keruntuhan Mataram di Era Amangkurat II--
PAGARALAMPOS.COM - Pada abad ke-17, kerajaan Mataram di Jawa Tengah mengalami kekacauan yang dipicu oleh konflik internal antara penguasa dan bangsawan.
Salah satu pertempuran sejarah yang mencatatkan dirinya sebagai peristiwa penting dalam sejarah Mataram adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Pangeran Trunojoyo melawan Raja Amangkurat II.
Konflik ini, yang terjadi pada tahun 1674 hingga 1680, mengguncang stabilitas kerajaan Mataram dan membawa dampak besar bagi masa depan kerajaan tersebut.
Latar Belakang Konflik
Raja Amangkurat II, yang naik takhta pada tahun 1677, adalah sosok yang kontroversial dalam sejarah Mataram.
BACA JUGA:Kopi Kuning dari Arab Saudi, Mengungkap Keunikan Rasa dan Sejarahnya
Selama pemerintahannya, ia menghadapi tekanan baik dari dalam maupun luar kerajaan.
Keputusan-keputusan politiknya yang dianggap tidak populer, termasuk kebijakan yang mendukung penjajahan Belanda, semakin memperburuk hubungan dengan kalangan bangsawan dan rakyatnya.
Salah satu kebijakan yang menuai banyak kecaman adalah pengakuannya terhadap kekuasaan VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie), yang dianggap sebagai pengkhianatan terhadap kepentingan Mataram.
Pangeran Trunojoyo, yang sebelumnya adalah seorang adipati Madura, menjadi tokoh penting dalam pemberontakan ini.
BACA JUGA:Kemegahan Sriwijaya: Pusat Perdagangan dan Kebudayaan yang Mengukir Sejarah
Ia berasal dari keluarga bangsawan yang merasa kecewa dengan pemerintahan Amangkurat II yang dinilai lemah dan tidak menguntungkan rakyat.
Trunojoyo memulai pemberontakannya dengan menggalang kekuatan dari berbagai kalangan, termasuk para petani yang merasakan penderitaan akibat kebijakan pajak yang semakin memberatkan.
Pertempuran Sengit di Mataram
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: