Kerajaan Wajo: Jejak Sejarah dan Kebudayaan Bugis di Sulawesi Selatan

Kerajaan Wajo: Jejak Sejarah dan Kebudayaan Bugis di Sulawesi Selatan

Kerajaan Wajo--

Setiap datu memiliki wilayah kekuasaan masing-masing, namun tetap berkoordinasi dengan raja dalam pengambilan keputusan penting.

Hubungan dengan Kerajaan Lain

Selama masa kejayaannya, Kerajaan Wajo menjalin hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Sulawesi, seperti Kerajaan Bone, Soppeng, dan Luwu.

BACA JUGA:Kesultanan Serdang: Kebangkitan dan Kehancuran dalam Sejarah Indonesia

Hubungan ini sangat menguntungkan bagi Wajo, karena membantu meningkatkan perekonomian dan memperluas pengaruh politiknya.

Selain itu, Wajo juga memiliki hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar Sulawesi, termasuk kerajaan-kerajaan di Jawa dan Maluku, yang memperkuat posisi Wajo sebagai pusat perdagangan di kawasan timur Indonesia.

Perkembangan Ekonomi

Ekonomi Kerajaan Wajo didasarkan pada pertanian, perdagangan, dan perikanan.

Wilayah Wajo yang subur memungkinkan masyarakatnya untuk bercocok tanam dengan baik, menghasilkan berbagai komoditas seperti padi, jagung, dan rempah-rempah.

BACA JUGA:Kesultanan Samudera Pasai: Jejak Sejarah dan Peranannya dalam Penyebaran Islam di Nusantara

Selain itu, letaknya yang strategis di jalur perdagangan menjadikan Wajo sebagai tempat bertemunya pedagang dari berbagai daerah, termasuk dari luar negeri.

Kemunduran Kerajaan

Namun, pada abad ke-17, Kerajaan Wajo mulai mengalami kemunduran.

Banyak faktor yang menyebabkan hal ini, antara lain konflik internal, tekanan dari kerajaan lain, dan perubahan dalam pola perdagangan di wilayah Nusantara.

Perang antara Wajo dan Bone pada tahun 1667 menjadi salah satu momen penting yang menandai kemunduran kerajaan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: