Film 24 Jam Bersama Gaspar, Misi Pencurian Kotak Misterius Sambil Menjelang Ajal
Film 24 Jam Bersama Gaspar, Misi Pencurian Kotak Misterius Sambil Menjelang Ajal-net-net
Sejak usia enam tahun, Kahlo menderita polio. Hal itu membuat kaki kanannya lebih kecil sehingga ia harus menyamarkannya dengan rok panjang berwarna-warni.
Selain itu, dugaan Kahlo menderita spina bifida juga menjadi isu yang tersebar luas. Ini merupakan penyakit kelainan bawaan yang bisa mempengaruhi tulang belakang dan juga perkembangan kaki.
Tidak hanya itu, Kahlo harus mengalami kecelakaan bus tragis saat menginjak usia remaja. Kecelakaan tersebut menimbulkan luka serius di tulang belakang, tulang leher, tulang kaki, dan juga dislokasi bahu.
Kondisi yang membuat Kahlo semakin terpukul adalah rahimnya yang rusak karena tertusuk besi saat kecelakaan tersebut. Alhasil, Kahlo tidak memiliki kemampuan reproduksi secara permanen.
BACA JUGA:Sinopsis Family by Choice Drakor Hwang in Youp, Sahabat jadi Cinta
Perjuangan yang Luar Biasa
Karena kecelakan tersebut, Kahlo harus menghabiskan waktu tiga bulan untuk masa pemulihan. Tubuhnya penuh dengan gips dan harus menjalankan operasi sebanyak 35 kali, terutama di bagian punggung dan kakinya.
Pada saat itu, teknologi medis pastinya belum secanggih saat ini. Fakta bahwa Kahlo berhasil selamat dari kejadian tragis dengan cederanya yang parah seakan menjadi keajaiban.
Setelah menjalani waktu penyembuhan yang tidak sebentar, Frida Kahlo akhirnya bisa kembali berjalan. Ia mulai beraktivitas seperti biasanya.
Namun, Kahlo sebenarnya tidak pernah benar-benar pulih dari cederanya tersebut.
BACA JUGA:Film Road House, Mantan Petarung UFC yang Menjaga Road House
Selama sisa hidupnya, Kahlo kerap merasakan sakit yang sering kambuh, yakni rasa nyeri ekstrim hingga membuat dirinya harus ke rumah sakit sehingga bisa berbaring di tempat tidur selama berbulan-bulan.
Kendati demikian, Kahlo tetap tidak menyerah. Ia justru memulai karir sebagai pelukis yang membuat namanya dikenang hingga saat ini. Tema potret diri merupakan pilihan utama Kahlo dalam berkarya.
Ayah dan ibunya juga mendukung kegiatan Kahlo, bahkan turut memberikan sandaran papan gambar khusus agar sang anak bisa melukis di tempat tidur. Dari total 200-an lukisan, sebagian besarnya adalah potret diri.
Hampi semua kritikus yang menafsirkan hasil lukisan tersebut menggambarkan simbolis luka fisik dan psikologis Kahlo. Kisah kehidupan Kahlo selanjutnya tertuang di dalam film ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: