Saksi Sejarah dan Ikon Kebanggaan Bukittinggi, Dari Kolonial Hingga Identitas Minangkabau
Saksi Sejarah dan Ikon Kebanggaan Bukittinggi, Dari Kolonial Hingga Identitas Minangkabau--
Perubahan ini mencerminkan pengaruh Jepang pada Bukittinggi yang pada masa itu dikenal dengan nama Fort de Kock.
Perubahan Pasca Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1949, Jam Gadang kembali mengalami perubahan desain.
BACA JUGA:Apa Saja Tempat Bersejarah yang Wajib Dikunjungi di Medan? Cari Tahu Disini!
Atap yang berbentuk pagoda digantikan dengan bentuk atap bergonjong yang merupakan ciri khas rumah tradisional Minangkabau, rumah gadang.
Perubahan ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan identitas budaya lokal, sehingga simbol kolonial dan pendudukan asing digantikan dengan simbol kedaulatan dan kebanggaan bangsa.
Desain ini bertahan hingga kini, dengan atap bergonjong yang mempertegas ke-Melayu-an serta ke-Minangkabau-an Bukittinggi.
Mekanisme Unik Jam Gadang
Keunikan Jam Gadang tidak hanya terletak pada sejarahnya, tetapi juga pada mekanisme jam itu sendiri.
BACA JUGA:Bagaimana Sejarah dan Daya Tarik Benteng Marlborough di Bengkulu? Simak Penjelasannya!
Mesin jam yang digunakan di Jam Gadang adalah mesin jam yang sama dengan yang digunakan di menara Big Ben, London.
Mesin ini dirancang oleh firma pembuatan jam ternama dari Jerman, Vortmann Relinghausen.
Hingga saat ini, mesin jam tersebut masih berfungsi dengan baik, meskipun telah berusia hampir satu abad.
Selain itu, angka pada Jam Gadang juga menarik perhatian. Jika diperhatikan, angka empat pada Jam Gadang tidak ditulis dengan angka Romawi "IV" seperti umumnya, tetapi dengan "IIII".
BACA JUGA:Dari Gagasan Soekarno hingga Megahnya Monas, Perjalanan Sejarah Monumen Nasional
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: