Debut Prisia Nasution Jadi Sutradara Lewat Film Melukis Luka, ini Sinopsisnya

Debut Prisia Nasution Jadi Sutradara Lewat Film Melukis Luka, ini Sinopsisnya

Debut Prisia Nasution Jadi Sutradara Lewat Film Melukis Luka, ini Sinopsisnya-net-net

Sinopsis film ini tidak hanya memberikan gambaran tentang kehidupan pribadinya, tetapi juga merinci perjuangannya dalam mewujudkan visi keislaman dan keindonesiaan.

Sinopsis film Lafran mengusung kisah yang menarik. Di dalam deretan film terbaru yang hadir pada Februari 2024.

Sinema bioskop “Lafran” menonjol sebagai sebuah karya yang mengangkat kisah perjuangan seorang pahlawan nasional, Lafran Pane. Lantas, seperti apa sinopsis film Indonesia terbaru ini?

BACA JUGA:Sinopsis Drakor A Killer Paradox, Mahasiswa Jadi Pembunuh Berdarah Dingin

Film ini terinspirasi dari sebuah keinginan untuk menyampaikan pesan tentang persatuan dalam menghadapi situasi bangsa Indonesia.

Pemilihan tokoh Lafran Pane sebagai subjek film berdasarkan pada gagasan seorang senior KAHMI yang melihat relevansi gagasan keislaman dan keindonesiaan dari seorang Lafran.

Sehingga akan menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda saat ini. Lafran sejak kecil telah merasakan kehilangan dua perempuan terdekat dalam hidupnya.

Kematian ibunya ketika ia berusia 2 tahun, dan kemudian kematian neneknya, membuatnya tumbuh dalam kesedihan dan kurangnya pengasuhan dari sosok perempuan. 

BACA JUGA:Film Sehidup Semati, Teror Psikologis Pernikahan yang Penuh Luka

Ayahnya, Sutan Pangurabaan, seorang tokoh pergerakan di Sumatera Utara, sering bepergian, meninggalkan anak-anaknya. Kehilangan ini membentuk karakternya sebagai seorang pemberontak sejak usia dini. 

Dalam sinopsis filmnya, mengulas cerita Lafran yang kerap kali menghadapi ketidakadilan. Ia pindah-pindah sekolah dan bahkan menjadi petinju jalanan.

Dorongan dari kakak-kakaknya, Sanusi dan Armijn Pane, mengubah energi pemberontaknya menjadi semangat untuk menciptakan karya.

Perjalanan hidup Lafran dari Tapanuli Selatan ke Jakarta dan Yogyakarta membawa perubahan dalam cara pandangnya terhadap perjuangan.

Idealismenya semakin membesar, dan ia mulai mendasarkan hidupnya pada prinsip-prinsip yang kuat. 

Pada masa pendudukan Jepang, Lafran ditahan karena membela para peternak sapi. Namun kemudian dibebaskan setelah ayahnya menebusnya dengan menyerahkan bus Sibual-buali kepada tentara Jepang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: