Diduga Dibobol Hacker, Indodax Kecolongan Rp 221 Miliar

Diduga Dibobol Hacker, Indodax Kecolongan Rp 221 Miliar

Foto : Indodak dijebol hacker--Instagram

PAGARALAMPOS.COM - Diduga akses Indodak diretas, layanan pertukaran mata uang kriptonitu merugi luar biasa nilainya. Hal ini diungkap oleh perusahaan keamanan Web3, Cyvers Alerts.

Cyvers Alerts mencatat terdapat alamat yang dilaporkan menampung aset senilai sekitar US$ 14,4 juta (sekitar Rp 221 miliar) yang kemudian ditukarkan menjadi Ether.

Peringatan, hey @indodax, sistem kami telah mendeteksi beberapa transaksi mencurigakan yang melibatkan dompet Anda di berbagai jaringan. Alamat mencurigakan tersebut sudah menampung 14,4 juta USD dan menukar token tersebut ke Ether," tulis perusahaan itu di akun X-nya, Rabu (11/9/2024).

Indodax dalam keterangannya, menginformasikan bahwa team security perusahaan menemukan potensi indikasi keamanan pada platformnya.

BACA JUGA:Charles Hoskinson Kritik Bitcoin, Tanggapan Tuur Demeester Soroti Penurunan Cardano

"Saat ini, kami sedang melakukan pemeliharaan menyeluruh untuk memastikan seluruh sistem beroperasi dengan baik," tulis Indodax dalam blog resminya.

Selama proses pemeliharaan, platform web dan aplikasi Indodax sementara tidak dapat diakses. Indodax menjamin bahwa saldo konsumen akan 100 persen aman.

"Namun jangan khawatir, dapat kami pastikan bahwa saldo Anda tetap 100% aman, baik secara kripto maupun Rupiah." terang Indodax.

Dikutip dari sumber lain, dalam kasus Indodax diretas, analis menduga pola serangannya mirip dengan serangan kelompok peretas Lazarus Group dan punya akses ke sistem khusus, yang disebut "signature machine".

BACA JUGA:Prediksi Altcoin Season, Pola Konsisten dalam Pasar Kripto

Kasus Indodax Diretas, Mirip Serangan Lazarus

Yosi Hammer Kepala Divisi AI Cyvers, mengatakan kepada BSCN Headlines bahwa aksi peretasan di Indodax memiliki kemiripan pola serangan kelompok peretas Lazarus asal Korea Utara yang terkenal itu.

Masih dalam kasus insiden Indodax diretas, SlowMist menduga pelaku peretasan dan pencurian kripto senilai lebih dari US$20 juta itu, tidak memiliki akses terhadap private key terkait hot wallet.

Mereka berpendapat pelaku mendapatkan akses ke sistem lain yang disebut mirip dengan "signature machine".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: