Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Penipuan BRI di Media Sosial? Temukan Solusi Terbaiknya!

PAGARALAMPOS.COM - Belakangan ini, kasus penipuan online yang mengatasnamakan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) semakin marak di media sosial. 

Para pelaku penipuan ini menggunakan nama BRI untuk menipu korban dengan berbagai modus operandi yang canggih dan sering kali sulit dibedakan dari komunikasi resmi yang sebenarnya.

Penipuan ini biasanya terjadi melalui berbagai saluran komunikasi, termasuk email, SMS, dan platform media sosial seperti Facebook, X (dulu Twitter), dan Instagram. 

Modus operandi yang sering digunakan adalah mengklaim adanya undian berhadiah yang menawarkan uang tunai, motor, hingga mobil. 

BACA JUGA:Spesifikasi Yamaha NMAX Turbo, Motor Skutik Terbaru dengan Teknologi Canggih dan Performa Mengagumkan

Salah satu contoh penipuan yang baru-baru ini mencuat adalah undian berhadiah BRImo FSTVL yang beredar di media sosial. 

Unggahan yang mengaku sebagai promosi dari BRI ini meminta nasabah untuk mendaftar undian tersebut. 

Namun, link yang disertakan dalam pesan tersebut, yaitu kupon berh4di4h.kesug.com, tidak terhubung dengan situs resmi BRI.

Situs resmi BRI hanya dapat diakses melalui alamat web yang benar, yaitu https://bri.co.id/.

BACA JUGA:Honda Perkenalkan Motor Sport Retro 350 cc, Tampilan Klasik, Harga 60 Jutaan, Begini Spesifikasinya!

Jika ditelusuri lebih lanjut, tidak ada informasi resmi mengenai undian BRImo FSTVL pada akun media sosial resmi BRI, terutama Instagram @bankbri_id.

Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa unggahan mengenai BRImo FSTVL adalah penipuan online yang menggunakan nama BRI untuk menipu.

Menanggapi situasi ini, Direktur BRI, Andrijanto, mengungkapkan bahwa pihak BRI telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menangkal aksi penipuan dan menghapus informasi palsu yang mengatasnamakan BRI. 

"BRI sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait sebagai upaya recovery dan antisipasi berbagai modus kejahatan, dan kami terus memantau serta menangani informasi palsu yang beredar," ujar Andrijanto.

Sumber: