Mengenal Keanekaragaman Budaya Sulawesi Utara: Suku-Suku dan Kearifan Lokal Mereka

Mengenal Keanekaragaman Budaya Sulawesi Utara: Suku-Suku dan Kearifan Lokal Mereka

Mengenal Keanekaragaman Budaya Sulawesi Utara: Suku-Suku dan Kearifan Lokal Mereka-Foto: net-

Buton, yang tidak pernah diduduki Belanda, merupakan monarki yang memiliki raja, perdana menteri, tentara, dan rakyatnya sendiri.

BACA JUGA:Terkenal dengan Budaya Lompat Batu, Mengulas Fakta Unik Suku Nias: Warisan Nenek Moyang Sumatera Utara

Selain strategis, Buton dikenal kaya akan rempah-rempah yang sangat dicari oleh Belanda. Belanda singgah di Buton sebelum melanjutkan ekspedisinya ke Maluku.

Kekuatan politik dan kekayaan alam membuat Belanda berhati-hati untuk tidak mencari masalah dengan suku Buton.

Mereka menjalin hubungan baik dengan kerajaan Buton untuk memperoleh rempah-rempah.

3. Suku Nias, Sumatera Utara

Nias dikenal memiliki beragam suku yang ahli dalam memancing. Wilayah Nias Selatan, terutama Ora Hilivau Banuarajalah, merupakan daerah yang sulit dikalahkan oleh Belanda.

BACA JUGA:Sejarah dan Keberadaan Suku Mante, Begini Fakta Menarik tentang Suku Tertua di Pedalaman Aceh

Suku Nias berhasil mengusir Belanda dari tanah mereka.

Masyarakat Nias mendapatkan julukan dari orang Belanda sebagai "pengusir orang-orang Belanda." Penjajahan Belanda di Nias berlangsung selama 81 tahun sebelum akhirnya mereka terusir.

4. Suku Batak, Sumatera Utara

Suku Batak, bersama dengan suku Aceh, bekerja sama untuk melawan penjajahan Belanda.

Pemimpin Batak saat itu, Sisingamangaraja ke-12, dikenal memiliki kesaktian luar biasa yang diwariskan secara turun-temurun. Belanda memerlukan waktu sekitar 29 tahun untuk menaklukkan Batak.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah dan Budaya Suku Rejang di Pulau Sumatera, Punya Tradisi yang Unik!

Perang antara Belanda dan Batak berlangsung selama beberapa dekade, dari tahun 1849 hingga 1907.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: