Redupnya Surya Majapahit, Usai Wafatnya Hayam Wuruk dan Gajah Mada
Foto : Ilustrasi Hayam Wuruk dan Gajahmada-Instagram-National geographic
PAGARALAMPOS.COM - Majapahit terkenal tidak hanya di negeri ini tetapi juga namanya, dan UNESCO mengklaim Negarakertagama, sebuah buku yang menceritakan kisah Majapahit, sebagai situs warisan kenangan dunia kolektif saya sedang melakukannya.
Berbagai kebijakan dan pemekaran membuat Majapahit menjadi peradaban terbesar dalam sejarah negara.
Semua ini dijelaskan dalam Negarakertagama dan terjadi pada masa pemerintahan Hayam Uruk dan Mahapatinya, Gajah Mada.
Setelah matahari Majapahit bersinar paling terang, masa keemasan kekuasaan Hayam Uruk pada tahun 1355 berada pada puncaknya, tidak akan pernah terulang kembali.
BACA JUGA:Jejak Sejarah: Menelusuri Situs-Situs Bersejarah Kerajaan Majapahit di Sumatera Selatan
Hubungan baik Hayam Uruk dengan Gajah Mada berakhir setelah tragedi Bubat menyebabkan Hayam Uruk berkonflik dengan Gadjah Mada karena raja tidak menikahi putri Pasundan. Sejak saat itu, Majapahit perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Pasca kontroversi yang membuat marah Gajah Mada, istana Majapahit kesulitan mencari pengganti yang sakti dan setara Mahapati.
Saat istana membutuhkannya, dia sulit ditemukan. Setelah mencari gua di hutan dan turun ke lembah tempat pertapaan itu berada, batang hidungku tidak terlihat lagi.
Ada cerita yang menyebutkan Gajah Mada menderita sakit setelah turun dari Majapahit.
Setelah itu, konon Mahapati Gajah Mada meninggal dunia, dan matahari Majapahit semakin sulit menemukan cahaya terangnya kembali.
BACA JUGA:Menyingkap Misteri Situs Kumitir: 7 Fakta Penting tentang Warisan Kerajaan Majapahit
Keadaan semakin buruk di Majapahit yang suram. Raja Hayam Uruk sakit sampai kematiannya pada tahun 1389.
Setelah itu, kekacauan dan kegelisahan menyebar ke seluruh istana. Pewaris takhta menjadi semakin egois dan kacau.
Foto : Kisah majapahit dalam ukiran.--National geographic
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: