Uniknya Maras Taun, Tradisi Usai Panen dari Urang Belitung
Foto : Kue Lepat khas saat tradisi Maras Taun--Instagram
PAGARALAMPOS.COM - Masyarakat Belitung mempunyai tradisi yang disebut Malas Taun. Tradisi ini dirayakan setiap bulan April sebagai ucapan terima kasih atas hasil panen.
Tradisi ini awalnya dimulai dengan didirikannya kubok atau palong, kawasan pemukiman tempat tinggal warga Inggris secara berkelompok. Parong atau Kubok dipimpin oleh seorang pemimpin adat.
Reklamasi Kubok atau Parong diawali dengan pembukaan hutan untuk menanam padi yang merupakan makanan pokok penduduk setempat.
Ritual penghitaman atau penebusan diadakan setiap tahun sebagai rasa syukur atas hasil panen. Ritual ini dikenal juga dengan nama Maras Taun.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Menyelamatkan Suku Sekak Bangka Belitung dari Kepunahan? Ini Penjelasannya!
Dikutip dari penelitian berjudul “Makna dan Nilai Upacara Adat Maras Taun di Provinsi Belitung” oleh Bapak Asep Dadan Wildan dari UIN Sunan Gunung Jati Bandung. Tradisi ini diawali dengan ucapan dan doa dari dukun desa.
Kemudian dukun desa akan memberimu beberapa nasihat. Misalnya, masyarakat dilarang masuk hutan selama tiga hari.
Kami mengimbau masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam ibadah, tidak berkelahi atau melakukan kejahatan lainnya, dan tidak berjudi atau minum alkohol.
Setelah sembahyang, acara diakhiri dengan makan bersama seluruh warga desa.
Makan bersama masih dilakukan dengan cara tradisional masyarakat Bhritung yang disebut makan bedulan.
Warga duduk melingkar dan menikmati hidangan istimewa yang hanya bisa disajikan menurut tradisi Maras Taun.
Yaitu Lepat (Lemper), gula aren cair, ikan, ketan dan ayam. Tiap nampan diisi empat orang membentuk lingkaran.
Salah satu yang unik dari tradisi Maras Taun adalah sebelum dukun desa pulang, seluruh warga diberikan tepung yang dibacakan oleh dukun desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: