Monumen Sejarah di Sindangkasih, Mengenang Pertempuran Bersejarah 7 Agustus 1947
Monumen Sejarah di Sindangkasih, Mengenang Pertempuran Bersejarah 7 Agustus 1947--
PAGARALAMPOS.COM - Sisa-sisa tiang jembatan Sindangkasih masih berdiri kokoh, menjadi saksi bisu dari pertempuran heroik yang terjadi di lokasi tersebut.
Pertempuran itu melibatkan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang dibantu oleh pemuda dan masyarakat setempat dalam menghadang konvoi besar pasukan Belanda yang bergerak dari Ciamis.
Momen bersejarah ini mengingatkan kita akan betapa gigihnya perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pada hari itu, pasukan TNI bersama para pemuda dan masyarakat setempat berhasil menghancurkan rencana Belanda untuk menerobos ke wilayah tersebut.
BACA JUGA:Silsilah Kampung Kapitan di Palembang, Sejak Zaman VOC hingga Hindia Belanda
Dengan taktik yang cerdik dan keberanian yang luar biasa, mereka menghadang konvoi besar Belanda, memaksa musuh untuk mundur dengan panik.
Pertempuran ini membuat pasukan Belanda kocar-kacir, meninggalkan berbagai persenjataan dan kendaraan tempur mereka, termasuk sebuah panser Dingo buatan Inggris.
Panser Dingo dan truk angkut personil milik Belanda yang berhasil dilumpuhkan oleh para pejuang itu dulu sempat menjadi monumen peringatan di lokasi tersebut.
Monumen ini bukan hanya sekadar tugu, tetapi juga sebagai pengingat nyata betapa gigihnya perlawanan yang dilakukan oleh para pahlawan lokal.
BACA JUGA:Mengenal 5 Suku Indonesia yang Ditakuti dan Perlawanan Mereka Terhadap Penjajahan Belanda
Sayangnya, seiring berjalannya waktu, tempat ini semakin terlupakan oleh generasi muda.
Salah satu tokoh penting dalam pertempuran ini adalah Kapten Burdah Anggawirya, yang tidak lain adalah ayahanda dari Raja Dangdut, Rhoma Irama.
Peran Kapten Burdah dalam pertempuran tersebut sangat signifikan, sehingga setelah Indonesia merdeka, Rhoma Irama berinisiatif untuk merestorasi panser Dingo yang menjadi saksi perjuangan ayahandanya.
Atas prakarsa Rhoma Irama, panser Dingo tersebut diretrofit oleh TNI Angkatan Darat dan kini bisa kembali berjalan sebagai simbol perlawanan dan semangat juang bangsa Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: