Sejarah Kehadiran Indonesia di Afrika, Berikut ini Bukti Penjelajahan Maritim Sejak Abad ke-7

Di Afrika timur, tepatnya di wilayah yang kini dikenal sebagai Zimbabwe, ditemukan pula bukti-bukti adanya aktivitas penambangan emas yang kemungkinan besar dilakukan oleh para pengusaha dari Sriwijaya atau Nusantara pada abad ke-7 hingga ke-9 Masehi. 

BACA JUGA:Jejak Sejarah Bali: Warisan Budaya yang Membuat Pulau Dewata Mendunia

Temuan ini mengindikasikan bahwa bangsa Melayu telah menjelajahi wilayah tersebut jauh sebelum kedatangan bangsa Arab dan Eropa.

Untuk membuktikan teori tentang pelayaran bangsa Indonesia ke Afrika barat, pada tahun 2003, sebuah ekspedisi dilakukan oleh Philip Beale, seorang marinir dari Angkatan Laut Kerajaan Inggris. 

Ekspedisi yang berlangsung dari Agustus 2003 hingga Februari 2004 ini menempuh perjalanan sejauh 17.000 mil dari Jakarta hingga ke Accra, Ghana. 

Kapal yang digunakan dalam ekspedisi ini didesain menyerupai perahu bercadik yang terpahat pada dinding Candi Borobudur, merekonstruksi teknologi maritim yang digunakan nenek moyang kita pada masa lalu.

BACA JUGA:Suku Jamee di Aceh: Menelusuri Sejarah dan Keunikan Budaya yang Membuatnya Istimewa

Keberhasilan ekspedisi ini tidak hanya memperkuat keyakinan Dick-Read bahwa bangsa Indonesia pernah menjelajah hingga ke Afrika barat, tetapi juga menegaskan kembali kemampuan maritim bangsa Nusantara yang selama ini jarang diakui dalam narasi sejarah global. 

Fakta bahwa nenek moyang kita telah menjelajahi dan berinteraksi dengan budaya di Afrika jauh sebelum bangsa-bangsa Barat melakukan hal yang sama, seharusnya menjadi kebanggaan dan inspirasi bagi generasi penerus untuk terus menggali dan menghidupkan kembali sejarah maritim bangsa Indonesia yang gemilang.

Jejak-jejak peradaban Nusantara di Afrika ini menjadi bukti nyata bahwa bangsa Indonesia memiliki sejarah maritim yang kaya dan kompleks, jauh melampaui yang selama ini diajarkan di sekolah. 

Mungkin sudah saatnya kita lebih dalam lagi mengeksplorasi dan mempelajari sejarah kita sendiri, agar tidak hanya menjadi penonton dari kisah orang lain, tetapi juga mengenali dan menghargai warisan nenek moyang kita yang luar biasa.

Sumber: