Jejak Migrasi Suku Bugis: Dari Etnis Melayu di Asia Hingga Menjadi Bagian dari Keberagaman Budaya Nusantara

Jejak Migrasi Suku Bugis: Dari Etnis Melayu di Asia Hingga Menjadi Bagian dari Keberagaman Budaya Nusantara

Jejak Migrasi Suku Bugis: Dari Etnis Melayu di Asia Hingga Menjadi Bagian dari Keberagaman Budaya Nusantara-Foto: net-

Daerah peralihan antara Bugis dan Makassar termasuk Bulukumba, Sinjai, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, sedangkan peralihan antara Bugis dan Mandar adalah Polmas dan Pinrang.

Kerajaan Luwu dianggap sebagai yang tertua bersama kerajaan Cina, Mario, dan Siang.

BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh

BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an

Luwu adalah kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dan merupakan asal mula kerajaan-kerajaan lain seperti Bone, Gowa, Soppeng, Wajo, Sidenreng Rappang, dan Mandar.

Dalam epik La Galigo, wilayah pesisir dan sungai yang samar-samar didefinisikan memiliki ekonomi berbasis perdagangan, dengan Luwu dan Kerajaan Cina sebagai pusatnya.

Penelitian arkeologi dan tekstual sejak tahun 1980-an menunjukkan bahwa Luwu tidak lebih tua dari kerajaan agraris awal di semenanjung barat daya.

Orang Bugis mulai menetap di sepanjang pantai sekitar tahun 1300. Wilayah Teluk Bone memiliki keragaman etnis yang luas, dengan orang Pamona, Padoe, Toala, Wotu, dan Lemolang tinggal di dataran rendah pesisir dan kaki bukit.

BACA JUGA:Lagi Booming di Bandung, 9 Wisata Hits di 2024

BACA JUGA:Menelusuri Bendungan Kuningan: Wisata Keluarga di Jawa Barat yang Menawan

Ekonomi politik Luwu didasarkan pada peleburan bijih besi yang diolah menjadi senjata dan alat pertanian, dan diekspor ke dataran rendah selatan yang memproduksi beras. Pada abad ke-14, Luwu menjadi entitas yang kuat di semenanjung barat daya dan tenggara.

Penguasa pertama yang dikenal adalah Dewaraja (memerintah 1495-1520), yang dikenal dengan serangan agresif terhadap kerajaan tetangga, Wajo dan Sidenreng.

Luwu mulai kehilangan kekuasaan pada abad ke-16 oleh kerajaan agraris dari selatan. Pada 4 atau 5 Februari 1605, Datu Luwu, La Patiwareq, menjadi penguasa pertama di Sulawesi Selatan yang memeluk Islam, dengan gelar Sultan Muhammad Wali Mu'z'hir (atau Muzahir) al-Din.

BACA JUGA:Pesona Alam Bandar Lampung: 5 Tempat Wisata dengan Pemandangan yang Mengagumkan

BACA JUGA:Rasakan Kesegaran Maksimal di 8 Destinasi Wisata Air Terbaik Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: