Asal-Usul Suku Bugis: Perjalanan Etnis Melayu yang Berpindah dari Daratan Asia ke Nusantara

Asal-Usul Suku Bugis: Perjalanan Etnis Melayu yang Berpindah dari Daratan Asia ke Nusantara

Asal-Usul Suku Bugis: Perjalanan Etnis Melayu yang Berpindah dari Daratan Asia ke Nusantara-Foto: net-

Daerah peralihan antara Bugis dan Makassar termasuk Bulukumba, Sinjai, Maros, dan Pangkajene Kepulauan, sedangkan peralihan antara Bugis dan Mandar adalah Polmas dan Pinrang.

Kerajaan Luwu dianggap sebagai yang tertua bersama kerajaan Cina, Mario, dan Siang.

BACA JUGA:Masih Hits, Inilah 8 Wisata Air Terjun yang Punya Keindahan Memukau di Lampung

BACA JUGA:Jelajahi 9 Kolam Pemandian Air Panas Terbaik di Sekitar Bandung, Wisata yang Cocok Menyegarkan Tubuh

Luwu adalah kerajaan tertua di Sulawesi Selatan dan merupakan asal mula kerajaan-kerajaan lain seperti Bone, Gowa, Soppeng, Wajo, Sidenreng Rappang, dan Mandar.

Dalam epik La Galigo, wilayah pesisir dan sungai yang samar-samar didefinisikan memiliki ekonomi berbasis perdagangan, dengan Luwu dan Kerajaan Cina sebagai pusatnya.

Penelitian arkeologi dan tekstual sejak tahun 1980-an menunjukkan bahwa Luwu tidak lebih tua dari kerajaan agraris awal di semenanjung barat daya.

Orang Bugis mulai menetap di sepanjang pantai sekitar tahun 1300. Wilayah Teluk Bone memiliki keragaman etnis yang luas, dengan orang Pamona, Padoe, Toala, Wotu, dan Lemolang tinggal di dataran rendah pesisir dan kaki bukit.

BACA JUGA:Pesona Pantai di Lampung Selatan, Liburan Hemat, Tiket Masuknya Cuma 10.000an

BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler

Ekonomi politik Luwu didasarkan pada peleburan bijih besi yang diolah menjadi senjata dan alat pertanian, dan diekspor ke dataran rendah selatan yang memproduksi beras. Pada abad ke-14, Luwu menjadi entitas yang kuat di semenanjung barat daya dan tenggara. 

Penguasa pertama yang dikenal adalah Dewaraja (memerintah 1495-1520), yang dikenal dengan serangan agresif terhadap kerajaan tetangga, Wajo dan Sidenreng.

Luwu mulai kehilangan kekuasaan pada abad ke-16 oleh kerajaan agraris dari selatan. Pada 4 atau 5 Februari 1605, Datu Luwu, La Patiwareq, menjadi penguasa pertama di Sulawesi Selatan yang memeluk Islam, dengan gelar Sultan Muhammad Wali Mu'z'hir (atau Muzahir) al-Din.

BACA JUGA:Wisata Memanjakan Lidah di Payakumbuh, Ada Kuliner Minang Yang Bikin Ngiler

BACA JUGA:Ini 4 Wisata Memanjakan Mata Di Majalengka, Yuk Simak Infonya Disini!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: