Sejarah Epik Korea Selatan dalam Sinopsis Film Hansan Rising Dragon

Sejarah Epik Korea Selatan dalam Sinopsis Film Hansan Rising Dragon

Sejarah Epik Korea Selatan dalam Sinopsis Film Hansan Rising Dragon-net-net

 

Hal itu terlihat dalam beberapa adegan seperti ketika ia menegur Sam agar tidak bersiul karena dianggap bisa mengundang setan dan melarang Sam pergi keluar bersama teman-temannya di Hari Puja.

Sikap ibunya itu membuat Sam kesal. Sebagai seorang remaja yang memiliki kehidupan di Amerika, Sam seolah ingin membongkar nilai-nilai tradisional semacam itu dari dalam dirinya.

Krisis Identitas Budaya

Menjadi imigran membuat Sam seperti kehilangan identitas budaya. Meski ia seorang India namun lingkungan sosialnya di Amerika telah membentuk karakter baru Sam.

 

Ia tidak ingin dianggap berbeda hanya karena minoritas. Sebab itu, ia berusaha menyesuaikan diri dengan teman-temannya yang merupakan penduduk asli.

Ia juga menjauh dari Tamira, teman masa kecilnya yang sama-sama orang India.

Sam bahkan menolak berdialog dengan Bahasa Hindi saat di rumah. Ia lebih suka menggunakan bahasa Inggris.

Selain itu, ia tak senang dipanggil dengan nama aslinya Samidha dan memilih dipanggil Sam.

Film ini tidak hanya menyuguhkan horor supranatural yang menegangkan tetapi juga penuh pesan moral dan melibatkan unsur psikologis tentang bagaimana energi negatif dalam diri seseorang bisa mencelakainya dan orang-orang disekitarnya.

 

Poorna mengatakan pada Sam bahwa pishach lahir dari perasaan buruk dari diri seseorang yang dibawa dalam tidur baik itu rasa kesepian, ketakutan atau kebencian.

Iblis yang akan mengincar jiwa-jiwa yang rapuh dan lemah. Karenanya pishach tidak akan langsung membunuh korbannya tetapi akan memakan korbannya secara perlahan sebelum akhirnya melenyapkan jiwanya.

Kira-kira apakah Sam akan berhasil menyelamatkan nyawa Tamira dan orang-orang terdekatnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: