LPEI Minta Suntikan Rp 10 Triliun, Bos LPEI Bahas Isu Ganti Direksi-PHK

LPEI Minta Suntikan Rp 10 Triliun, Bos LPEI Bahas Isu Ganti Direksi-PHK

LPEI Minta Suntikan Rp 10 Triliun, Bos LPEI Bahas Isu Ganti Direksi-PHK--

PAGARALAMPOS.COM - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), yang lebih dikenal sebagai Eximbank, tengah meminta suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 10 triliun.

Langkah ini dianggap penting untuk mendukung peningkatan kapasitas penyaluran untuk penugasan khusus ekspor.

Direktur Eksekutif LPEI, Rijani Tirtoso, mengungkapkan transformasi besar yang telah dilakukan oleh LPEI, serta tantangan yang dihadapinya di masa lalu.

Dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Rijani menjelaskan bahwa LPEI telah mengalami banyak perubahan signifikan.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Ajak APINDO Majukan Usaha Kecil, Ciptakan Pekerjaan, dan Dukung Perkembangan Ekonomi Sumsel

Salah satu perubahan terbesar adalah pergantian seluruh dewan direktur, direktur eksekutif, direktur pelaksana, dan manajemen yang terkait dengan permasalahan kualitas aset pada periode 2009-2018.

"Urgensi pembiayaan PMN dalam rangka meningkatkan kapasitas penyaluran untuk penugasan khusus ekspor Rp 10 triliun ini didasarkan pada situasi bahwa LPEI saat ini sudah berubah dari LPEI masa lalu," kata Rijani.

Perubahan radikal ini termasuk pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 224 karyawan yang menjabat sebagai kepala divisi pada periode 2020-2024.

Ratusan karyawan tersebut digantikan dengan profesional bankir yang memiliki pengalaman dan keahlian tinggi dalam bidang perbankan.

BACA JUGA:TNI AU Dipastikan Mendapat 42 Jet Tempur Rafale, Begini Kesiapan Menhan

"Sudah sebanyak 224 pegawai yang kita masukan dalam program PHK, pensiun dini, atau kita mintakan resign, diganti dengan profesional banker dari eksternal," jelas Rijani.

Transformasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan mengatasi berbagai masalah aset bermasalah yang telah dipetakan dalam empat klaster.

Klaster pertama adalah strategi pencairan investor untuk 35 debitur dengan outstanding Rp 13,6 triliun.

Klaster kedua adalah strategi collection dan penjualan aset untuk 165 debitur dengan outstanding Rp 19,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: